CPJ: Perang Israel yang paling Mematikan dalam Sejarah Modern bagi Jurnalis

CPJ: Perang Israel yang paling Mematikan dalam Sejarah Modern bagi Jurnalis

Gaza, Purna WartaPerang genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Gaza telah menimbulkan banyak korban jiwa bagi para jurnalis yang meliput agresi berdarah rezim tersebut terhadap wilayah yang terkepung.

Baca Juga : Hampir 66% Pekerjaan Hilang di Gaza Sejak Perang Israel-Hamas Pecah

Sebuah organisasi advokasi hak asasi manusia yang berbasis di AS mengatakan pada hari Kamis (21/12) bahwa agresi Israel di Gaza adalah situasi paling berbahaya bagi jurnalis. Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengatakan 10 minggu pertama genosida yang dilakukan rezim tersebut adalah yang paling mematikan bagi jurnalis, dengan jumlah jurnalis terbanyak yang terbunuh dalam satu tahun di satu lokasi.

“Lebih banyak jurnalis yang terbunuh dalam 10 minggu pertama perang Israel-Gaza dibandingkan jumlah jurnalis yang terbunuh di satu negara dalam satu tahun penuh,” kata CPJ dalam sebuah pernyataan.

“Lebih dari separuh kematian – 37 – terjadi pada bulan pertama perang, menjadikannya bulan paling mematikan yang pernah didokumentasikan oleh CPJ sejak CPJ mulai mencatat kematian jurnalis pada tahun 1992,” tambahnya.

Baca Juga : Amerika Pertimbangkan Serangan Udara terhadap Yaman

Mereka juga menyatakan keprihatinan atas apa yang mereka gambarkan sebagai “pola nyata yang menargetkan jurnalis dan keluarga mereka oleh militer Israel.”

CPJ menyebut “pola nyata penargetan jurnalis dan keluarga mereka oleh militer Israel”, dan mencatat bahwa mereka telah mencatat setidaknya satu kejadian di mana seorang jurnalis terbunuh saat mengenakan lambang pers tanpa adanya pertempuran di daerah sekitarnya.

“Konsentrasi jurnalis yang terbunuh dalam perang Israel-Gaza tidak ada bandingannya dalam sejarah CPJ dan menggarisbawahi betapa buruknya situasi ini bagi pers di lapangan,” kata Presiden CPJ Jodie Ginsberg.

“Wartawan lokal Palestina terus meliput dari Gaza sambil hidup dalam ketakutan akan nyawa mereka.” Tambahnya.

CPJ mengatakan masalah ini, ditambah dengan pemboman yang intens di Gaza, telah menghalangi jurnalis asing untuk mengakses situasi di Gaza secara independen. Sekitar 68 wartawan dan pekerja media telah terbunuh sejak serangan Israel di Gaza dimulai pada tanggal 7 Oktober, 61 di antaranya adalah warga Palestina.

Baca Juga : Biaya Besar untuk Cegat Drone Yaman

Rezim juga dengan sengaja membunuh keluarga jurnalis yang menjadi sumber penyelidik untuk menyelidiki bagaimana jurnalis tersebut meninggal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *