Jenin, Purna Warta – Pasukan Israel melancarkan serangan ke kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki, mengerahkan unit penyamaran dan bala bantuan militer ketika bentrokan meletus dengan pemuda Palestina, menurut kantor berita Wafa.
Pasukan Israel yang menyamar, didukung oleh bala bantuan militer, mengepung sebuah rumah ketika bentrokan meletus antara pemuda Palestina dan tentara Israel.
Baca Juga : Hamas Menolak Laporan Al-Arabiya tentang Gencatan Senjata
Rumah yang terkepung menjadi sasaran rudal Energa, dan ambulans dicegah mencapai daerah tersebut, lapor Wafa.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengonfirmasi dua korban jiwa dalam penggerebekan di kamp pengungsi Jenin.
Seorang pria terluka oleh tembakan Israel, sementara seorang lainnya diserang secara fisik oleh tentara.
Banyak rumah di kamp tersebut telah dikepung oleh pasukan Israel.
Menanggapi pembunuhan pria Palestina Muhammad Jaber, demonstrasi besar-besaran diselenggarakan di kota Arraba, selatan Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Sebelumnya, pasukan Israel telah menembak mati Jaber, seorang warga Arraba, dan seorang pria Palestina lainnya dalam insiden penembakan di utara Tulkarem. Pasukan Israel menuduh Jaber bersenjata dan merencanakan serangan.
Serangan Israel juga dilaporkan terjadi di wilayah lain Tepi Barat yang diduduki, termasuk kota Silat ad-Dhahr dan al-Fandaqumiya di selatan Jenin, serta al-Jalama, Arana, Arabbuna, dan Beit Qad di timur laut. Jenin.
Selain itu, ada penggerebekan di kota Bir Nabala, barat laut Yerusalem Timur al-Quds yang diduduki, dan di desa Shuqba, sebelah barat Ramallah.
Baca Juga : Pasukan Israel Kembali Menyerang Pencari Bantuan di Gaza, Tewaskan 9 Orang
Selanjutnya, pasukan Israel menahan seorang pria di sebuah pos pemeriksaan dekat desa Zibdeh di wilayah Yabad.
Penggerebekan baru-baru ini di kamp pengungsi Jenin terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Tepi Barat, di mana lebih dari 7.000 orang telah ditangkap sejak 7 Oktober, menurut Masyarakat Tahanan Palestina. Banyak dari penangkapan ini dilakukan tanpa tuduhan, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai perlakuan terhadap warga Palestina di bawah pendudukan Israel.