Gaza, Purna Warta – BBC mendapat banyak kecaman karena menghapus film dokumenter tentang anak-anak Palestina di Jalur Gaza dari platform iPlayer-nya.
Film dokumenter berjudul “Gaza: How To Survive A Warzone” itu ditarik setelah terungkap bahwa salah satu anak yang ditampilkan, Abdullah Alyazouri yang berusia 13 tahun, adalah putra Dr. Ayman Alyazouri, wakil menteri di pemerintahan Gaza.
Gaza diperintah oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas, yang terlibat dalam konflik dengan Israel. Perang yang sedang berlangsung, yang kini telah berlangsung lebih dari 15 bulan, telah mengakibatkan kematian lebih dari 48.300 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Keputusan BBC tersebut menyusul tekanan dari para pendukung pro-Israel, termasuk duta besar Israel untuk Inggris, dan pernyataan dari pejabat Inggris, seperti Menteri Kebudayaan Lisa Nandy, yang mengatakan bahwa ia akan membahas masalah tersebut dengan penyiar tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, BBC mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan “uji tuntas lebih lanjut” pada film tersebut, dengan menekankan bahwa film tersebut berisi “kisah-kisah penting” tentang pengalaman anak-anak di Gaza tetapi tidak akan tersedia di iPlayer selama peninjauan berlangsung.
Kritik meningkat setelah muncul laporan bahwa Dr. Ayman Alyazouri, wakil menteri pertanian Gaza, memiliki latar belakang akademis dan profesional yang mencakup pekerjaan di Uni Emirat Arab dan studi di universitas-universitas Inggris. Sekelompok 45 jurnalis Yahudi, termasuk mantan gubernur BBC Ruth Deech, menyerukan agar film tersebut dihapus, dengan menuduh Alyazouri memiliki hubungan dengan kegiatan militan.
Para pendukung dokumenter tersebut telah mengecam keputusan tersebut. Chris Doyle, direktur Council for Arab-British Understanding (CAABU), menggambarkan pencopotan tersebut sebagai “suatu hal yang memalukan,” dengan alasan bahwa hal itu merupakan hasil tekanan dari para aktivis anti-Palestina. Ia menyoroti nilai film tersebut dalam memberikan “wawasan tentang kehidupan di zona perang yang mengerikan ini” dan mendesak BBC untuk menayangkannya kembali.
Kontroversi tersebut juga menimbulkan kekhawatiran tentang independensi editorial BBC. Pembuat film dan jurnalis Richard Sanders, yang meliput Gaza untuk Al Jazeera, menyebut tindakan tersebut “pengecut,” dan memperingatkan bahwa menyerah pada tekanan eksternal dapat menjadi “preseden berbahaya” bagi liputan media Palestina.
Dokumenter tersebut mengeksplorasi realitas sehari-hari yang dihadapi oleh anak-anak di Gaza, yang menggambarkan dampak serangan udara Israel dan kesulitan yang terkait dengan blokade. Situasi di Gaza tetap mengerikan, dengan organisasi-organisasi internasional menggambarkan krisis kemanusiaan—yang diperburuk oleh pelanggaran gencatan senjata dan kekurangan pasokan penting yang parah—sebagai salah satu yang terburuk di dunia.
Penghapusan film tersebut dipandang oleh sebagian pihak sebagai bagian dari pola upaya yang lebih luas untuk menekan narasi Palestina dan membatasi pengawasan terhadap kejahatan Israel di wilayah pendudukan.