Ayatullah Khamenei: Indikator Keberhasilan Persatuan Islam Adalah Masalah Palestina

Tehran, Purna Warta – Ayatullah Ali Khamenei dalam pertemuan tahunan Konferensi Persatuan Islam di Tehran menyebut Islam adalah agama yang sempurna yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Tentang persatuan Islam, ia menyebut masalah Palestina adalah indikatornya.

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran menghadiri acara peringatan hari lahir Nabi Muhammad di Tehran pada Minggu (24/10). Acara itu dihadiri oleh pejabat tinggi negara dan para tamu undangan Konferensi Internasional tentang Persatuan Islam dari berbagai belahan dunia.

Dalam pidatonya, Ayatullah Khamenei menekankan dua kewajiban penting untuk ummat Islam: yang pertama promosi dan penyampaian tentang universalitas agama Islam, yang kedua meningkatkan persatuan ummat Islam.

Seperti dilansir ISNA, Ayatullah Khamenei dalam pidatonya mengucapkan selamat merayakan hari lahir Nabi Muhammad kepada semua umat Islam dan orang-orang bebas di dunia. Ia mengatakan, kelahiran Nabi Muhammad sebagai peristiwa yang sangat besar dan awal dari era baru nikmat ilahi kepada ummat Manusia.

Dia menganggap “memenuhi hak komprehensif Islam” dan “kesatuan umat Islam” sebagai dua tugas terpenting umat Islam saat ini. Ia menambahkan, kekuatan politik dan materi sudah lama mendiktekan opini publik dunia bahwa Islam bukanlah agama yang komperhensif. Dengan kata lain agama Islam tidak dapat mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Agama hanya berkaitan dengan indakan individu dan keyakinan hati. Melalui banyak menulis dan akademisi Muslim didikan barat, Islam disebut tak mampu menyelesaikan permasalahan kekinian seperti pembangunan peradaban, manajemen sosial, ekonomi dan pembagian kekuasaan dan kekayaan, perang dan perdamaian, politik dalam dan luar negeri dan lain sebagainya.

Ayatullah Khamenei Menekankan bahwa teks-teks Islam secara eksplisit menyangkal pemahaman Islam seperti itu. Maka dari itu, kata dia, tugas ummat Islam saat ini adalah menjelaskan dan mempromosikan fakta penting ini.

“Area aktifitas dan intervensi Islam mencakup semua kehidupan manusia dari mulai hati, masalah ibadah hingga politik, ekonomi, sosial dan keamanan internasional. Barang siapa yang menyangkal hal ini berarti dia belum memperhatikan banyak bayyinat dan ayat-ayat Al-Quran,” katanya.

Ia menyebut promosi dan penjelasan tentang kelengkapan Islam dan cakupannya terhadap segala hal adalah tugas para ulama, intelektual, peneliti dan profesor dunia Islam dan menambahkan: “Tentu saja, Republik Islam memiliki tugas yang lebih berat dalam hal ini dan pejabat negara, terutama pejabat di bidang budaya harus melakukan tugasnya.”

Di bagian lain dari pidatonya, Pemimpin Tertinggi Revolusi menekankan pentingnya masalah “persatuan ummat Islam” dari beberapa tokoh pekerja keras di bidang persatuan Islam, seperti Almarhum Taskhiri, Almarhum. Vaezzadeh, Syahid Sheikh Mohammad Ramadan Al-Bouti, Syahid Sayyid Mohammad Baqir Hakim, Almarhum Sheikh Ahmad Al-Zain dan mendiang Sheikh Saeed Shaban.

Dia menyebut persatuan umat Islam sebagai tugas yang pasti dan perintah Al-Qur’an, menambahkan: “Persatuan Islam adalah masalah prinsip, bukan masalah taktik dan untuk situasi tertentu, dan sinergi ini memperkuat umat Islam dan membuat mereka dapat meraih banyak keuntungan di saat melakukan hubungan dengan negara-negara non-Islam.”

Ayatollah Khamenei menyebut sebab penekanannya terkait masalah persatuan Islam adalah adanya jarak yang jauh antara mazhab-mazhab dan upaya serius musuh Islam untuk meningkatkan jarak tersebut. “Hari ini, kata Syiah dan Sunni telah memasuki literatur politik Amerika sementara mereka menentang prinsip Islam dan memposisikan diri sebagai musuh.”

Pemimpin Revolusi Islam Iran menganggap pertemuan tentang masalah persatuan Islam tidaklah cukup. “Dalam hal ini, harus ada diskusi, penjelasan, dorongan, perencanaan dan pembagian kerja,” lanjutnya.

Ayatollah Khamenei menganggap pembangunan peradaban Islam baru tidak mungkin terjadi kecuali dengan persatuan Syiah dan Sunni. Ia mengatakan: “Indikator utama untuk persatuan umat Islam adalah masalah Palestina. Semakin besar keseriusan untuk dalam memperjuangkan Palestina maka akan semakin kokoh pula persatuan Islam.”

Lebih lanjut Pemimpin tertinggi Iran menyebut upaya beberapa pemerintah di kawasan yang melakukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis sebagai “dosa dan kesalahan besar”. Ia menghimbau negara-negara yang bersangkutan untuk berhenti dan memperbaiki kesalahannya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *