Washington, Purna Warta – Menurut kantor berita Axios — mengutip beberapa pejabat AS — mengungkap bahwa pemerintahan Trump bermaksud menjadikan krisis para pejuang Hamas yang terjebak di terowongan Gaza sebagai dasar membangun sebuah model untuk perlucutan senjata gerakan tersebut.
Media itu mengutip seorang sumber anonim yang mengatakan bahwa para pejabat AS dalam beberapa hari terakhir telah berusaha mengurangi perbedaan pandangan terkait krisis para militan Hamas ini.
Axios juga mengutip sejumlah pejabat Turki yang mengatakan bahwa Ibrahim Kalin, Kepala Dinas Intelijen Turki, ikut terlibat dalam upaya mediasi atas permintaan Amerika Serikat.
Axios — mengutip sumber lain — melaporkan bahwa pemerintahan Trump telah mengajukan usulan kepada (rezim) Israel, yang berdasarkan usulan tersebut, anggota Hamas menyerahkan diri beserta senjata mereka kepada pihak ketiga. Sebagai imbalan, Israel memberikan amnesti dengan syarat bahwa mereka tidak kembali melakukan aktivitas militer.
Beberapa pejabat AS lainnya mengatakan kepada Axios bahwa menurut proposal itu, setelah penyerahan senjata, para anggota Hamas akan dipindahkan ke wilayah yang berada di bawah kendali gerakan tersebut, dan terowongan akan dihancurkan.
Menurut para pejabat tersebut, pemerintahan Trump menawarkan usulan ini kepada Israel sebagai kemungkinan model perlucutan senjata Hamas secara damai.
Seorang pejabat AS lainnya mengatakan kepada Axios: “Sikap Israel seperti biasa tetap keras, namun kami berada dalam putaran negosiasi. Israel tidak boleh membiarkan isu taktis seperti krisis Rafah merusak tujuan strategis mencapai kesepakatan mengenai Gaza.”
Seorang pejabat Israel mengatakan kepada Axios bahwa Israel bekerja sama dengan Amerika Serikat, tetapi saat ini belum menyetujui seluruh elemen dari proposal tersebut. Ia menambahkan bahwa nasib sejumlah anggota Hamas yang berada di terowongan Rafah “hanyalah dua kemungkinan — mati atau menyerah dan ditangkap.”
Pembicaraan soal anggota perlawanan yang terkepung tetap berlanjut meski ada penghalangan dari Israel
Sementara itu, seorang pejabat di gerakan Hamas mengatakan bahwa pembicaraan dengan negara-negara mediator terkait situasi anggota perlawanan yang terkepung di sebuah terowongan di Rafah masih berlangsung meski ada hambatan dari pihak Israel


