Al-Quds, Purna Warta – Sebuah surat kabar Palestina yang diduduki melaporkan bahwa penundaan Yordania untuk menyetujui perizinan perdana menteri Israel terbang ke Abu Dhabi sebabkan pembatalan kunjungannya ke Abu Dhabi, akan tetapi pihak Emirat pun masih ragu dalam menerima tamu Netanyahu tersebut.
Surat kabar Jerusalem Post, dalam catatan analitis yang ditulis oleh Herb Keenon, yang menganalisa sebab pembatalan kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Uni Emirat Arab.
Di awal memo tersebut, dua poin dikemukakan olehnya bahwa pembatalan kunjungan Netanyahu ke UEA untuk keempat kalinya menunjukkan kepada Zionis bahwa Israel sedang mengalami keretakan hubungan dengan Yordania, kedua bahwa putra mahkota Abu Dhabi masih belum memiliki keinginan untuk melaksanakan kesepakatan Trump sebelum dilaksanakan pemilu di Israel.
“Secara umum, setiap kali ada masalah dengan Yordania, upaya tegas dilakukan untuk mengurangi dimensi ketegangan tersebut dan menutupinya,” tulis Jerusalem Post dan mencatat bahwa sangat jarang sekali ketegangan diplomatik dengan Yordania diumumkan oleh Kantor Perdana Menteri.
Kemarin, Kantor Perdana Menteri Israel juga mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi pembatalan kunjungan Netanyahu ke UEA, dan menjelaskan bahwa penentangan Yordania terhadap perjalanan pesawat Netanyahu yang melintasi wilayah udara negara itu telah menyebabkan pembatalan.
Beberapa sumber mengatakan bahwa alasan Yordania menentang lewatnya pesawat Netanyahu adalah karena rezim Zionis tidak mengizinkan Al-Hussein bin Abdullah, Putra Mahkota Yordania, untuk berziarah ke Masjid Al-Aqsa.
Juru bicara Netanyahu, Ophir Jendelman, mengkonfirmasikan masalah tersebut beberapa menit kemudian, dan mengatakan bahwa penolakan perizinan Al-Husein bin Abdullah untuk memasuki Masjid al-Aqsa telah menyebabkan beberapa perselisihan keamanan.
The Jerusalem Post kemudian menyalahkan Netanyahu atas pembatalan kedua kunjungannya, dan menuliskan bahwa Emirat masih enggan membantu Netanyahu dengan pencalonannya pada pemilu Israel kedepan.
Surat kabar itu dengan mengutip keterangan dari Barack Ravid, seorang koresponden senior untuk situs web Walla News dan Axious, mengatakan bahwa sepuluh hari yang lalu, Netanyahu menelepon Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan dan memintanya untuk mengunjungi negara itu. Tetapi UEA menyatakan kekhawatirannya terhadap opini publik Israel yang akan melihat perjalanannya itu sebagai campur tangan UEA dalam pemilu Israel.
Menurut laporan itu, Emirat lebih suka kunjungan Netanyahu dilaksanakan ke negaranya setelah pemilihan umum di Palestina yang diduduki berlangsung, tetapi ketua Mossad Yossi Cohen telah menekankan mereka untuk melakukan pertemuan itu sesegera mungkin.
Jerusalem Post melanjutkan; Dalam tiga pemilu sebelumnya, Netanyahu telah banyak menerima gelombang hadiah terhadap pemilu dari mantan Presiden AS Donald Trump, yang berujung pada kemenangannya dalam membentuk kabinet.
Netanyahu dijadwalkan melakukan perjalanan ke Abu Dhabi dalam kunjungan tujuh jam untuk bertemu dengan pejabat Emirat, tetapi perjalanan itu dibatalkan setelah penundaan beberapa jam. Netanyahu awalnya dijadwalkan mengunjungi kedua negara tersebut pada bulan November. Namun karena berbagai alasan, termasuk wabah Covid 19, masalah politik dalam negeri dan beberapa pertimbangan asing, perjalanan ditunda dulu hingga Desember hingga Januari.
Seorang pejabat senior kabinet Israel, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kepada Ravid: “Program kunjungan Netanyahu ke UEA mengalami kegagalan dari awal hingga akhir. Seluruh tanggung jawab terletak pada kepala Mossad Yossi Cohen karena koordinasinya yang buruk dengan Yordania.”
Baca juga: Peran Penting Istri Netanyahu Dalam Pengangkatan Pejabat Keamanan Israel