Gaza, Purna Warta – Pasukan keamanan Gaza dilaporkan berhasil menetralkan seorang anggota penting dari geng yang didukung rezim Israel dan berafiliasi dengan kelompok teroris Daesh (ISIS), yang selama ini berperan dalam mendukung genosida Tel Aviv di wilayah pesisir tersebut.
Seorang sumber keamanan yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Quds News Network pada Senin bahwa individu yang menjadi target diidentifikasi sebagai “A.T.”, yang berhasil dihadapi oleh Aparat Keamanan Perlawanan Gaza melalui “penyergapan keamanan yang sangat terencana.”
Menurut sumber itu, A.T. merekrut militan untuk geng yang dijalankan oleh Yasser Abu Shabab.
Rezim Israel mulai memasok klan Abu Shabab dengan senjata dan peralatan sejak awal tahun ini, di tengah perang genosida Tel Aviv terhadap Gaza yang dimulai pada Oktober 2023.
Dukungan tersebut memungkinkan geng itu melancarkan kekerasan mematikan di seluruh Gaza, terutama di kota Rafah di selatan.
Pada bulan Juni, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sendiri mengakui bahwa rezimnya telah memperlengkapi dan mendukung geng terkait Daesh untuk “melawan gerakan perlawanan Palestina Hamas.”
Sebelum memimpin geng tersebut, Abu Shabab sempat dipenjara di Gaza. Ia mulai mengendalikan kelompok itu pada tahun 2024, sehingga para tetua dan pemimpin keluarga besar Abu Shabab mengambil jarak dari klannya.
Sebagai bagian dari aksi kejahatannya, geng tersebut menjarah bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, serta membunuh warga Palestina yang berkumpul di lokasi distribusi bantuan yang didukung AS dan dikelola oleh Israel.
Menurut sumber Quds News Network itu, penyergapan tersebut juga menghasilkan penangkapan beberapa anggota jaringan yang sama, sebagai bagian dari kampanye keamanan yang lebih luas untuk membongkar milisi, memburu penjahat, dan memperkuat stabilitas serta keamanan internal Gaza.
Selain klan Abu Shabab, rezim Israel juga memberikan dukungan kepada sejumlah kelompok serupa lainnya, termasuk satu yang berafiliasi dengan keluarga Daghmash, yang baru-baru ini membunuh Saleh al-Ja’frawi, seorang jurnalis dan tokoh media sosial Palestina terkemuka.
Pembunuhan itu terjadi meskipun rezim Israel telah menyetujui pelaksanaan tahap pertama rencana gencatan senjata yang bertujuan untuk mengakhiri genosida di Gaza.