Abu Ubaida; Simbol Keteguhan Palestina dan Jantung Perlawanan yang Berdenyut

Abu Ubaida

Gaza, Purna Warta – Di kamp pengungsi Jabalia, jantung Gaza, akar kehidupannya tumbuh di atas tanah Nakba. Kepribadiannya ditempa oleh napas penderitaan dan gema perlawanan, hingga menjelma menjadi lentera keteguhan dan panji harapan bagi generasi-generasi di tanah Palestina yang diduduki.

Ia memilih julukan “Abu Ubaida” agar namanya terpatri sebagai simbol keteguhan dan kesetiaan pada prinsip-prinsip nasional Palestina, terangkat tinggi di langit perlawanan.

Ia menimba ilmu akidah di Universitas Islam, mempersenjatai diri dengan pengetahuan sebelum senjata. Sejak 2002, ia menapaki jalan jihad bersama Brigade Syuhada Izzuddin al-Qassam—sebuah perjalanan yang kelak menjadikannya suara utama sayap militer perlawanan Palestina.

Kemunculan media pertamanya terjadi pada 2 Oktober 2004, ketika ia berbicara tentang agresi musuh Zionis terhadap kamp Jabalia. Sejak hari itu, suaranya menjadi rujukan kebenaran: kata-katanya terukur, dan setiap pesannya mengalir laksana nadi yang menghidupkan hati bangsa Palestina.

Pada Juni 2006, dengan pengumuman penangkapan prajurit Israel Gilad Shalit dalam operasi “Ilusi yang Sirna”, namanya mulai dikenal di tingkat internasional. Sejak saat itu, langkah dan perannya di medan perlawanan menjadi lembaran-lembaran keberanian yang terukir dalam ingatan umat. Dalam setiap agresi “Israel” terhadap Gaza pada 2008, 2012, dan 2014, ia tetap teguh—bagai gunung yang tak tergoyahkan oleh angin. Rezim pendudukan, meski berulang kali mencoba, gagal membunuhnya.

Suara yang Bergema di Rumah-Rumah Dunia

Abu Ubaida tidak terbatas pada peran media atau perencanaan militer semata; ia adalah jembatan antara perlawanan dan rakyatnya. Suaranya bergema di setiap rumah Palestina, membawa pesan keteguhan dan perlawanan, serta menggambarkan jalan menuju kemenangan. Bahkan pada hari-hari tergelap perang melawan Gaza pada 2023, setelah operasi “Badai Al-Aqsa”, ia berdiri di garis depan panggung perlawanan.

Pada 30 Agustus 2025, rezim pendudukan berupaya memadamkan cahaya simbol ini. Abu Ubaida dibunuh dalam serangan udara ke rumahnya bersama istri dan anak-anaknya. Namun kesyahidannya bukanlah akhir, melainkan awal—sebuah obor yang menerangi jalan perlawanan dan membangkitkan tekad bangsa Palestina.

Ia mungkin diam di layar, tetapi berteriak melalui setiap kata, membuka jendela harapan bagi dunia. Kesimbolisannya terletak pada keseimbangan antara kekuatan dan kemanusiaan, antara ilmu dan senjata, antara pemikiran dan keteguhan.

Kepribadiannya menjadi teladan seorang pejuang yang mengerahkan seluruh kemampuannya demi tanah dan rakyatnya. Ia meninggalkan warisan tekad dan kepercayaan yang mengukir namanya dalam ingatan umat—abadi seperti karang Palestina yang tak terguncang oleh badai pendudukan.

Abu Ubaida bukan sekadar juru bicara resmi; ia adalah denyut nadi umat, gema perlawanan, dan simbol impian Palestina akan kebebasan dan martabat—sebuah impian yang kian bersinar meski tangan-tangan kegelapan berusaha memadamkannya.

Turunnya Sang Panglima Besar

Juru bicara militer baru Brigade Al-Qassam, dalam pesan belasungkawa atas wafatnya al-Kahlout, menyatakan:
“Kami menyampaikan belasungkawa kepada umat dan bangsa kami atas kesyahidan panglima besar Hudzaifah Samir Abdullah al-Kahlout (Abu Ibrahim); sosok yang setelah dua dekade menghadapi gangguan musuh dan menenangkan hati orang-orang beriman, turun dari tunggangannya dan menghadap Tuhan dengan keadaan yang mulia.”

Ia menambahkan:
“Apakah ada tanda yang lebih jelas tentang kejujuran kepada Allah selain bahwa Allah meninggikan namanya di tengah manusia dan menanamkan penerimaan baginya di bumi?”

Ia menutup dengan mengatakan:
“Ia turun setelah memimpin sistem media Al-Qassam dengan penuh wibawa, dan bersama saudara-saudaranya menorehkan apa yang disaksikan kawan maupun lawan sebagai kinerja yang terhormat, serta menyampaikan kepada dunia rangkaian peristiwa Badai Al-Aqsa dan keberanian para pejuang Gaza dalam gambaran yang paling indah.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *