500 Personel Medis Tewas Sejak Serangan Israel di Gaza Dimulai

500 Personel Medis Tewas Sejak Serangan Israel di Gaza Dimulai

Gaza, Purna Warta Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengatakan serangan Israel yang sedang berlangsung telah merenggut nyawa ratusan dokter dan staf medis di seluruh wilayah yang terkepung.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Minggu, kementerian tersebut mengatakan pasukan rezim telah membunuh sedikitnya 500 personel medis di Gaza sejak genosida Israel dimulai awal Oktober lalu.

Baca Juga : Pasukan Israel Serang Kamp Pengungsi Palestina di Tepi Barat yang Diduduki

Ia menambahkan bahwa jumlah tersebut mencakup setidaknya 138 perawat yang kehilangan nyawa akibat serangan tanpa pandang bulu yang dilakukan rezim.

Kementerian tersebut meminta komunitas internasional untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk “melindungi personel medis dan institusi kesehatan di Gaza.”

Sepanjang perang genosida yang mereka lakukan, pasukan pendudukan Israel telah menjadikan rumah sakit-rumah sakit di Gaza sebagai sasaran serangan mereka yang tiada henti, tidak hanya membunuh staf medis, tetapi juga pasien dan pengungsi Palestina yang berlindung di kompleks medis.

Pada tanggal 2 Mei, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan mereka telah mendokumentasikan 443 serangan Israel terhadap sektor layanan kesehatan Gaza sejak perang genosida rezim tersebut dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023.

Menurut badan dunia tersebut, serangan rezim “telah mengakibatkan 723 korban jiwa, 924 luka-luka, kerusakan pada 101 fasilitas dan mempengaruhi 106 ambulans.”

Ia menambahkan bahwa dua perlima (38 persen) serangan terjadi di Kota Gaza, seperempat (22 persen) di Gaza utara, dan lebih dari seperempat (29 persen) di kota Khan Yunis di Gaza selatan.

“Layanan kesehatan bukanlah sebuah target,” tegas WHO.

Sejak awal perang genosida Israel, rezim tersebut telah membunuh sedikitnya 35.034 warga sipil, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan menyebabkan 78.755 warga Palestina terluka.

Pada tanggal 8 Mei, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam sebuah postingan di platform media sosial X bahwa rumah sakit di selatan Gaza hanya memiliki sisa bahan bakar untuk tiga hari, “yang berarti layanan akan segera terhenti.”

Baca Juga : Jihad Islam: Perlawanan, Pilihan Terbaik Hentikan Pendudukan Zionis

Dia menyalahkan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza selatan pada keputusan Israel untuk menutup perbatasan antara kota Rafah dan Mesir menjelang rencana invasi rezim ke kota tersebut meskipun ada protes internasional terhadap hal tersebut.

“Penutupan perbatasan terus menghalangi PBB untuk membawa bahan bakar. Tanpa bahan bakar, semua operasi kemanusiaan akan terhenti. Penutupan perbatasan juga menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza,” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *