Gaza, Purna Warta – Setidaknya 40 warga Palestina tewas di Jalur Gaza dalam serangan udara Israel terhadap bangunan tempat tinggal di seluruh wilayah yang terkepung di Rafah.
Menurut laporan pada hari Selasa (19/12), setidaknya 29 orang kehilangan nyawa dalam serangan udara Israel yang menargetkan tiga rumah di kota Rafah di Gaza selatan. Masih banyak lagi orang yang dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan. Jurnalis Palestina Adel Zourob termasuk di antara korban serangan mematikan itu.
Baca Juga : Dukung Palestina, Malaysia Tetapkan Larangan Berlabuh buat Kapal Kargo Israel
Serangan udara Israel lainnya menewaskan sedikitnya 10 warga Palestina dan melukai banyak lainnya di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza.
Lebih banyak korban jiwa juga dilaporkan akibat serangan Israel di kota Deir el-Balah, serta kamp pengungsi Maghazi dan Bureij di Gaza tengah.
PBB mengecam impunitas Israel, menyerukan ‘pengadilan khusus’ Dalam sebuah wawancara dengan The Financial Times pada hari Senin, Martin Griffiths, kepala operasi kemanusiaan PBB, mengatakan bahwa “pengadilan khusus” untuk perang Gaza mungkin diperlukan karena genosida Israel terus berlanjut dengan impunitas penuh dan tidak ada akuntabilitas.
“Impunitas yang timbul seiring dengan dipilihnya perang sebagai pilihan pertama Anda tidak pernah sebesar ini. Dan impunitas atas pembunuhan pekerja bantuan kemanusiaan belum pernah sebesar ini… Impunitas yang kita lihat merajalela dalam perang ini… Mungkin diperlukan pengadilan khusus [untuk Gaza],” katanya.
Baca Juga : Jihad Islam: Perlawanan Hancurkan Rencana AS untuk Amankan Kontrol Israel atas Gaza
Gaza tempat paling berbahaya bagi anak-anak
Badan anak-anak PBB, UNICEF, mengatakan seluruh lingkungan di Gaza, tempat anak-anak biasa bermain dan bersekolah, telah berubah menjadi tumpukan puing.
“Jalur Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak,” kata UNICEF Timur Tengah dan Afrika Utara dalam postingan X pada hari Senin. “Anak-anak membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan yang segera dan berjangka panjang.
Israel mengobarkan perang berdarah di Gaza pada 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Hamas Palestina melakukan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap entitas pendudukan sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga : Lebih dari 2.800 Tentara Israel Direhabilitasi di Tengah Serangan di Gaza
Sejak dimulainya agresi, rezim Tel Aviv telah membunuh sedikitnya 19.453 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 52.286 lainnya.
Ribuan orang lainnya juga hilang dan diperkirakan tewas di bawah reruntuhan di Gaza, yang berada di bawah “pengepungan total” oleh Israel.