Al-Quds, Purna Warta – Rezim Israel telah membebaskan gelombang kedua yang terdiri dari 39 tahanan Palestina berdasarkan kesepakatan pertukaran tawanan dengan gerakan perlawanan Palestina Hamas ketika gencatan senjata sementara berlanjut di Jalur Gaza yang terkepung setelah hampir tujuh minggu serangan Israel.
Baca Juga : Kota Barcelona Tangguhkan Hubungan Dengan Israel Karena Perang Gaza
Para pejabat penjara rezim mengatakan para tahanan Palestina dibebaskan pada Minggu pagi, dan rekaman berikutnya menunjukkan mereka disambut pulang oleh sesama warga Palestina di kota al-Quds Timur, Tepi Barat yang diduduki.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari mengatakan menjelang pertukaran bahwa dalam kesepakatan pertukaran tahap kedua, 39 tahanan Palestina akan dibebaskan oleh Israel. Mereka termasuk 33 pemuda, yang ditangkap oleh pasukan Israel ketika mereka masih anak-anak, dan enam wanita.
Pembebasan mereka terjadi setelah Hamas membebaskan 13 tawanan Israel, termasuk enam wanita dan tujuh anak-anak dan remaja, serta empat warga negara Thailand.
Berdasarkan kesepakatan pertukaran tahanan, yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir, selama gencatan senjata empat hari di Gaza, setidaknya 50 tawanan Israel diperkirakan akan dibebaskan. Sebagai imbalannya, 150 tahanan Palestina akan dibebaskan, semuanya perempuan dan anak-anak.
Baca Juga : Afrika Selatan Serukan ICJ Deklarasikan Israel Sebagai Negara Apartheid
Gencatan senjata sementara mulai berlaku pada hari Jumat, setelah agresi terbaru Israel terhadap Gaza yang menewaskan hampir 15.000 warga Palestina. Perang genosida Israel dimulai pada 7 Oktober setelah kelompok perlawanan di wilayah tersebut melancarkan Operasi Badai al-Aqsa ke wilayah pendudukan.
Hamas dan Israel melaksanakan tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan pada hari Jumat. Sebanyak 39 tahanan perempuan dan anak-anak Palestina dibebaskan dari penjara Ofer Israel di Tepi Barat yang diduduki. Sebagai imbalannya, 13 perempuan dan anak-anak, beberapa di antaranya memiliki kewarganegaraan ganda, dibebaskan oleh Hamas selain 10 tawanan asal Thailand dan satu warga Filipina.
Pertukaran tahanan tahap kedua terjadi setelah penundaan selama beberapa jam, yang menurut Hamas disebabkan oleh pelanggaran rezim Israel terhadap ketentuan perjanjian gencatan senjata.
Baca Juga : Komandan IRGC: Dunia Terkejut Dengan Kehebatan Palestina
Menurut Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, penundaan itu disebabkan oleh Israel yang tidak menepati janjinya mengenai berbagai masalah seperti mengurangi pengiriman bantuan kemanusiaan dan bahan bakar ke Gaza serta menghentikan tembakan yang menyebabkan lebih banyak kematian dan cedera di kalangan warga sipil, kata brigade tersebut.