Gaza, Purna Warta – Setidaknya 20 warga Palestina, termasuk tujuh anak-anak, tewas dan puluhan lainnya terluka setelah serangan udara Israel menghantam sekolah yang diubah menjadi tempat perlindungan di Jalur Gaza tengah. Serangan itu menargetkan warga sipil yang mengungsi di sekolah Abu Hamisa, yang terletak di sebelah timur kamp pengungsi al-Bureij.
Saksi mata dan penduduk setempat mengatakan mayat-mayat warga Palestina terlempar ke udara di atas gedung sekolah karena intensitas pemboman. Korban luka dilarikan ke Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah dan juga ke Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat.
Juru bicara rumah sakit mengatakan tidak ada cukup pasokan medis untuk menangani masuknya korban luka. Sementara itu, sumber medis mengatakan bahwa tim penyelamat dan darurat berusaha menarik jenazah yang terperangkap di bawah reruntuhan.
Sejak Selasa dini hari, serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari tiga lusin warga sipil di wilayah Palestina yang terkepung.
Dalam 24 jam terakhir, jenazah 48 warga Palestina dan 142 korban luka dibawa ke rumah sakit di seluruh Gaza. Gerakan perlawanan Palestina Hamas mengecam Israel karena “menargetkan warga sipil yang tak berdaya di tempat-tempat perlindungan dan tempat berteduh.”
“Pembantaian Bureij adalah kejahatan perang yang keji yang mengharuskan para pemimpin pendudukan dituntut di pengadilan internasional sebagai penjahat perang,” kata Hamas.
Hamas meminta masyarakat internasional, termasuk PBB, “untuk menghentikan kebungkaman mereka dan mengambil langkah-langkah yang mendesak dan efektif untuk menghentikan pembantaian” di Gaza.
Israel telah membantai 52.945 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 118.366 lainnya di Gaza sejak Oktober 2023, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Selain itu, sedikitnya 10.000 orang tidak diketahui keberadaannya, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh wilayah yang diblokade. Kampanye genosida Israel juga mengakibatkan pemindahan paksa hampir dua juta orang dari seluruh Gaza.