Beita, Purna Warta – Bentrokan sengit pecah antara tentara Israel dan warga Palestina yang berunjuk rasa memprotes pos pemukiman ilegal di dekat kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki. Bentrokan tersebut telah melukai 150 warga Palestina.
Kekerasan meletus setelah sholat Jumat ketika pasukan pendudukan Israel menyerang pengunjuk rasa Palestina yang menyerukan penghapusan pos pemukiman Eviatar di Jabal Sabih di kota Beita.
Baca Juga : Pasukan Israel Serang Para Pengunjuk Rasa di Silwan
Kantor berita resmi Palestina WAFA mengatakan bahwa tentara Israel menembakkan peluru logam berlapis karet dan granat kejut ke arah warga Palestina. Tembakan tersebut melukai 150 pengunjuk rasa, tujuh di antaranya dirawat di rumah sakit karena tertembak di kepala sementara yang lain dirawat di tempat kejadian.
WAFA juga melaporkan bahwa sebuah ambulans terkena tabung gas air mata yang menyebabkan 79 pengunjuk rasa lainnya mengalami sesak napas karena menghirup gas tersebut.
Pos pemukiman ilegal Eviatar di dekat Nablus telah menjadi salah satu titik fokus bentrokan antara rakyat Palestina dan pemukim yang didukung oleh pasukan Israel.
Pada hari Kamis, sebuah organisasi hak asasi manusia meminta Israel untuk segera menerapkan perintah pengadilan dan mengevakuasi pemukim ekstremis dari pos tersebut.
Baca Juga : Media Israel: Ada Indikasi Intifadah Ketiga Akan Berkobar
Baru-baru ini setidaknya lima warga Palestina ditembak mati oleh pasukan Israel saat mereka memprotes perampasan lebih dari lima hektar tanah mereka untuk pembangunan pemukiman Israel di Eviatar. Sebelumnya Tanah tersebut digunakan untuk perkebunan zaitun.
Pihak berwenang Israel telah memutuskan untuk mengubah Eviatar menjadi pangkalan militer, akan tetapi penduduk kota Beita telah menolak keputusan tersebut. Mereka mengatakan akan terus melanjutkan protes mereka hingga pos terdepan dipindahkan.
Ketegangan telah mencapai titik didih ketika para pemukim Israel melanjutkan perampasan tanah Palestina. Mereka juga menolak untuk dievakuasi dari tanah yang digunakan sebagai mata pencaharian warga Palestina tersebut.
Baca Juga : Legenda Madrid dan Barcelona Akan Gelar El Clasico di Tel Aviv
Bagaimanapun juga, selama puluhan tahun para pemukim Israel selalu mendapatkan dukungan ekonomi dan politik dari rezim Israel, termasuk ketidakpedulian Rezim terhadap pos-pos pemukiman ilegal. Hal tersebut telah memberanikan para pemukim Israel untuk merampas tanah penduduk Palestina.
Desa-desa di Tepi Barat yang diduduki sering mengadakan demonstrasi hari Jumat menentang perampasan tanah, pembongkaran rumah, dan pemukiman Israel. Tentara Israel biasanya menanggapi protes dengan kekerasan yang tidak proporsional.