Olimpiade Paris Berpotensi Menjadi Monumen Kemunafikan IOC

Purna Warta – Olahraga dalam artian lain adalah politik. Olimpiade Paris 2024 berpotensi akan menjadi ajang olahraga yang paling terpengaruh politik sejak perang dingin di tengah peperangan Rusia dengan Ukraina di satu sisi dan genosida Israel di Gaza di sisi lain.

Thomas Bach, Presiden IOC atau Komite Olimpiade Internasional menyatakan bahwa IOC harus netral secara politik supaya para atlet tidak dijadikan alat politik oleh negara-negara. Namun respon IOC terkait kekerasan yang dilakukan Rusia dan Israel membongkar standar ganda yang mengakar dengan kuat dalam badan IOC. Atlet Rusia hanya boleh mengikuti olimpiade sebagai netral tanpa membawa bendera ataupun menyanyikan lagu kebangsaan. Israel sebaliknya, bebas seperti negara yang tidak melakukan apapun.

Baca juga: Amerika Lebih Mencintai Israel Dibanding Ukraina

Sebagian berpikir bahwa Piagam Olimpiade akan menjadi pondasi penting dalam pengambilan keputusan. Piagam itu sendiri menyatakan komitmen terkait pertanggungjawaban sosial dan mengormati hak asasi manusia yang diakui secara internasional serta prinsip etika fundamental global.

Kendati demikian. IOC sudah sejak lama dikenal melanggar prinsip mereka sendiri. Dalam Olimpiade 2022 mereka menutup mata dari tuan rumah Cina yang melakukan penindasan terhadap kaum Muslim Uyghur, menekan warga Tibet dan mematikan pergerakan demokrasi di Hongkong.

Ketika Rusia menginvasi Ukraina, IOC secara publik mengecam Putin. “Perang adalah anti-tesis dari konsep olimpiade” ujar Wakil Presiden IOC John Coates. Namun, hingga kini IOC belum sama sekali mengecam Israel kendati sudah membunuh puluhan ribu warga Palestina. Olimpiade Paris akan menjadi ajang kemunafikan dan bermuka duanya IOC.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *