New York, Purna Warta – Fidelity, sebuah kelompok investasi terkenal pada 1 Januari lalu mengevaluasi, menandai untuk kedua kalinya X mengalami penurunan nilai atau devaluasi di 2023, sebagaimana Axios melaporkan. Musk membeli X mulanya dengan 44 miliar dollar.
Baca Juga : Tingkat Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun sejak November 2023
Fidelity memainkan peran penting dalam ambil alih Musk terhadap Twitter, memberikan kontribusi investasi senilai 33.5 miliar dollar dan dana sisanya bersumber dari hutang. Kesepakatannya, diselesaikan pada Oktober 2022 merubah Twitter menjadi sebuah perusahaan swasta.
Terlepas dari permintaan untuk berkomentar dari FOX Business, Twitter dan Fidelity kedua belum memberikan respon terkait evaluasi terkini.
Musk, seorang yang vokal mengkritik Twitter sebelum ia akusisi mengekspresikan kekhawatirannya terkait pengaruh Twitter terhadap demokrasi dan peradaban. Ia mengalamatkan kekhawatiran ini ke apa yang ia cap sebagai virus pikiran sayap kiri yang disebarkan oleh kepemimpinan dan basis karyawan platform tersebut.
Pada tahapan awal kepemimpinan Musk di X, ia membuat kehebohan denga memecat sejumlah karyawan penting. Ditambah, ia bersikap keras kepala terkait pengiklan, mengabaikan kekhawatiran mereka dan mengancam untuk menjauhkan platform dari mereka.
Baca Juga : Korea Utara Hancurkan Monumen Simbol Persatuan dengan Korea Selatan
Pada insiden November lalu, Musk merespon kepada para pengiklan yang meninggalkan platform dengan pesan tajam menyatakan “apa yang mau dilakukan oleh iklan boykot ini, yang dilakukan boykot ini adalah akan membunuh perusahaan. Dan dunia akan tahu bahwa para pengiklan itu yang membunuh perusahaan”
Lebih lanjut, Musk menyebutkan CEO Disney Bob Iger terkait diskusinya untuk menarik iklan dari platform, Musk merespon dengan kekasaran yang sama “jangan beriklan. Memangnya ada orang berusaha untuk memerasku dengan iklan? Dengan uang? Enyah kau!” tegas Musk, menunjukkan keteguhannya.
Dalam sebuh wawancara, Musk mengambil kesempatan untuk meminta maaf karena mengendorsekan teori konspirasi anti semit di X, mengetahui bahwa itu bisa berakibat larinya para pengiklan.
Baca Juga : Gunakan Helikopter Kepresidenan untuk Tonton Coldplay, Presiden Filipina Dikecam
Perkembangan ini diungkap setelah Musk mengunjungi Israel, yang mana ia mengunjungi Kibbutz yang diserang Hamas dan mengadakan diskusi dengan para petinggi