Netanyahu dan Ben Zayed Dinominasikan Untuk Nobel Perdamaian!

israel bin zaid 2

Al-Quds, Purna Warta – Perdana menteri rezim Zionis dan putra mahkota Abu Dhabi, yang tangannya berlumuran darah dengan ribuan warga sipil Yaman, dinominasi untuk mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa dia dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammad bin Zayed dinominasikan untuk mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian oleh Lord David Trimble.

Kantor Netanyahu menambahkan bahwa menurut aturan Komite Hadiah Nobel, nominasi yang dibuat oleh penerima hadiah harus dipertimbangkan.

Menurut Bloomberg, Trimble, mantan Perdana Menteri Irlandia Utara, memenangkan penghargaan tersebut pada tahun 1998 atas upayanya menemukan solusi damai untuk konflik di Irlandia Utara.

Menurut laporan itu, Perdana Menteri rezim Zionis dan Putra Mahkota Abu Dhabi dinominasikan untuk penghargaan ini karena kesepakatan untuk menormalisasi hubungan.

Pencalonan Netanyahu untuk Hadiah Nobel Perdamaian muncul walaupun rezim pendudukan Israel ini mengintimidasi dan membunuh warga Palestina setiap harinya dalam usaha mengejar hak yang dirampas oleh rezim, dan hal ini diketahui oleh dunia. Dalam laporan yang dirilis pada acara Hari Anak Internasional pada tanggal 20 November, Klub Tahanan Al-Assir mengumumkan penahanan lebih dari 400 anak Palestina dari awal tahun 2020 hingga akhir Oktober.

Menurut surat kabar Al-Quds Al-Arabi, Klub Al-Assir menyatakan bahwa sebagian besar dari 400 warga Palestina di bawah usia 18 tahun yang berasal dari kota Yerusalem dan bahwa rezim Zionis masih menahan 170 anak di dalam penjara.

Menurut organisasi tersebut, rezim Zionis telah menahan 7.000 anak sejak 2017, menjadikan jumlah total tahanan Palestina di penjara Israel menjadi 4.500, termasuk 40 wanita, 170 anak-anak dan 370 tahanan tidak bersenjata.

Di sisi lain penguasa Abu Dhabi, yang telah berpaling dari perjuangan Palestina dengan menormalisasi hubungan dengan rezim Zionis, tangannya telah banyak berlumuran darah ribuan orang Yaman yang telah berada di bawah api koalisi pimpinan Saudi selama enam tahun, selama itu pula sekitar 112.000 warga sipil telah dibunuh, dan 80 persen penduduk negara itu sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Menurut laporan PBB, negara Yaman yang dilanda perang sedang mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Baca juga: Peningkatan Antisemitisme di Tengah Yahudi Amerika

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *