Purna Warta – Negara-Negara Baltik seperti Latvia, Estonia dan Lithuania pada hari minggu lalu berhasil mensinkronkan sistem kelistrikan mereka dengan sumber listrik Eropa. Keberhasilan negara Baltik tersebut terjadi satu hari setelah mereka memutus kerjasama listrik dengan Rusia dan Belarusia.
Baca juga: DOGE, Departemen Kontroversial Amerika Buatan Trump yang Dipimpin Elon Musk
Pemindahan sistem listrik dari Rusia ke Eropa tersebut direncanakan selama bertahun-tahun karena kompleksitasnya. Pemindahan listrik dari Rusia atau dulu Uni Soviet yang mencakup negara-negara Baltik tersebut dirancang untuk mengintegrasi 3 negara tersebut lebih dekat dengan Uni Eropa dan meningkatkan keamanan energi Eropa.
Setelah memutuskan hubungan listrik dari jarigan IPS/UPS yang dibangun di era Soviet pada tahun 50an, negara-negara Baltik memutus saluran listrik yang membentang hingga perbatasan Rusia.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas yang ia sendiri adalah orang Estonia, menyebut keberhasilan ini sebagai sebuah bentuk kemenangan terhadap kebebasan dan kesatuan Eropa.
Kawasan Baltik sedang dalam situasi waspada usai kable listrik, saluran telekomunikasi dan pipa gas mereka mengalami gangguan. Banyak yang meyakini bahwa hal tersebut diakibatkan oleh kapal-kapal yang menjatuhkan jangkarnya di sepanjang perairan Baltik menyusul invasi Rusia terhadap Ukraina. Namun, Rusia membantah tuduhan-tuduhan semacam itu.
Para peneliti mengatakan bahwa kerusakan dan gangguan lebih lanjut terhadap jaringan-jaringan dan saluran-saluran tesebut akan menaikkan harga listrik di negara-negara Baltik ke level yang belum pernah disaksikan sejak permulaan konflik Ukraina.
Baca juga: Nepal, Negara Kaya Energi Namun Berjuang Menghadapi Krisis Listrik
Jaringan listrik IPS/UPS adalah jaringan terakhir yang menghubungkan tiga negara tersebut dengan Rusia. Latvia, Estonia dan Lithuania dulunya merupakan bagian dari Uni Soviet yang lalu menjadi Rusia. Ketiga negara tersebut menjadi negara independen yang merdeka di awal 1990an di masa runtuhnya Uni Soviet.
Tiga negara itu pula mendukung pemerintah Kiev dalam konflik dengan Rusia, namun tetap bergantung kepada Rusia dalam hal kelistrikan sampai akhirnya kini berhasil memutus jaringannya dan menyambungnya dengan sistem listrik Uni Eropa.