Berlin, Purna Warta – Sekretaris negara Amerika Anthony Blinken pada hari kamis lalu mengatakan dalam sebuah pertemuan bahwa Ukraina akan bisa menjadi anggota NATO. Itu adalah pesan sama yang Amerika ulang-ulang sejak tahun 2008, NATO hanya memberikan harapan kepada Ukraina.
Baca Juga : Pejabat Ukraina Menjadi Semakin Kaya Ditengah Konflik
Marjorie Taylor Greene seorang anggota dewan Amerika menyebutkan bahwa ucapan Blinken sangatlah berbahaya dan tak bertanggungjawab. Mengajak Ukraina untuk bergabung dengan NATO di masa peperangan ini sama dengan mengajak negara kita untuk berperang.
KJ Noh seorang jurnalis dan anggota Veterans of Peace dalam diskusi dengan Sputnik terkait hal tersebut mengatakan “Aku pikir hal itu merupakan pertanda berakhirnya NATO”. “Maksudku, ini adalah situasi yang menarik karena perang tersebut seutuhnya dimulai dari ide bahwa Ukraina akan bergabung dengan NATO. Atas dasar itu, pemerintahan yang sekarang tidak bisa mengabaikan konsep tersebut seutuhnya”.
“Jelas terdapat opini populer yang menolak perang Ukraina. Jelas juga bahwa Amerika tidak mau kalah dalam perang atau disangkutpautkan dengan pihak yang kalah perang. Mereka tidak mau disangkutkan dengan kekalahan dalam perang yang Biden bertanggungjawab atas kekalahan tersebut” tambah Noh.
Baca Juga : Rakyat Yaman Selalu Berdiri Dukung Rakyat Palestina
Donald Trump mengtakan bahwa jika ia menjadi presiden, maka ia akan menjaga posisi Amerika di NATO selama anggota lain membayar biaya semestinya. Menurut laporan hanya 35 persen dari anggota NATO yang memenuhi biaya pertahanan. Hal ini menimbulkan kritik mantan presiden Amerika tersebut, anggot NATO harus memberikan bukti komitmen mereka dengan membayar iuran pertahanan.