NATO Didirikan Untuk Menyelesaikan Masalah Yang Mereka Buat Sendiri

Washington, Purna Warta – Pada 4 April 1949 NATO didirikan oleh Amerika, Kanada dan sebagian negara-negara Eropa barat. NATO didirikan dalam rangka berhadapan dengan Uni Soviet serta menghalangi kemajuan mantan sekutu mereka dalam perang dunia 2 itu.

Baca juga: Amerika Selalu Menciptakan Krisis Demi Mempertahankan Hegemoni

Setelah Uni Soviet runtuh pada bulan Desember 1991 muncul sebuah kondisi keamanan inklusif baru di Eropa, menurut Glenn Diesen seorang profesor hubungan internasional di Norwegia. “Setelah perang dingin, kita membentuk sebuah format keamanan inklusif baru. Piagam Paris terkait Eropa baru pada 1990 dan pendirian OSCE atau organisasi keamanan Eropa pada 1994 semuanya didasari oleh perjanjian Helsinki tahun 1975. Itu semua didirkan untuk menerima prinsip kesetaraan kedaulatan, keamanan yang tak terpisahkan dan menghapus garis pembatas di Eropa” ujar Profesor Glenn.

“Amerika mengembangkan sistem keamanan berbasis hegemoni, dimana hal tersebut membutuhkan ekspansi NATO dan membatalkan sistem keamanan pan-Eropa. NATO kemudian berubah dan membutuhkan tujuan baru, yaitu intervensi militer di luar batas dan ekspansi” terang Profesor Glenn.

“Pada era 1990an NATO berubah dari organisasi yang sifatnya bertahan menjadi organisasi agresif. Itu terjadi ketika mereka terlibat dalam perang Yugoslavia dan melancarkan pengeboman di sana” kata Gilbert Doctorow seorang pakar hubungan internasional.

Baca Juga : Sekjen PBB Tingkatkan Kekhawatiran atas Penggunaan AI oleh Israel dalam Serangan ke Gaza

“Kita bisa keluar dari tragedi semacam ini jika kita mendatangi Rusia dan menegosiasikan sistem keamanan inklusif Eropa. Hal itu demi mengurangi persaingan dalam bidang keamanan daripada memaksakan hegemoni terhadap mereka” kata Profesor.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *