Menlu Iran Berharap Perdamaian Abadi di Kaukasus Tercapai Beberapa Bulan Mendatang

menlu

Purna Warta Menteri Luar Negeri Iran menyatakan optimisme bahwa perdamaian abadi di kawasan Kaukasus Selatan dapat dicapai dalam beberapa bulan mendatang melalui format 3+3 untuk mengakhiri ketegangan jangka panjang antara Azerbaijan dan Armenia.

Baca Juga : Warga Iran Ucapkan Selamat Tinggal Kepada Komandan IRGC yang Dibunuh Israel

Hussein Amir-Abdullahian menyampaikan pernyataan tersebut dalam konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Armenia Ararat Mirzoyan pada hari Rabu (27/12), merujuk pada sebuah kelompok, termasuk tiga negara Kaukasia Selatan, Azerbaijan, Armenia dan Georgia, serta tiga negara tetangga, Turki, Rusia dan Iran.

Organisasi ini dibentuk pada tahun 2020 untuk mempromosikan perdamaian dan pembangunan di Kaukasus Selatan dan menyelesaikan masalah-masalah luar biasa seperti status wilayah Karabakh.

Amir-Abdullahian mengatakan Iran yakin bahwa terciptanya perdamaian abadi di wilayah Kaukasus Selatan akan membantu meningkatkan Koridor Transportasi Utara-Selatan Internasional, yang menghubungkan Eropa utara ke Asia Selatan.

Dia mengatakan kesepakatan mengenai penghentian permanen permusuhan di kawasan di mana negara-negara kawasan bertindak sebagai penjamin dapat memberikan banyak manfaat bagi semua pihak yang berkonflik.

Baca Juga : Ketua IRGC: Balas Dendam Atas Pembunuhan Jenderal Akan Berarti Kehancuran Israel

Amir-Abdullahian juga mengumumkan kesiapan Iran untuk pendirian konsulat Armenia di kota Tabriz, Iran barat laut.

Diplomat terkemuka Iran mengatakan Republik Islam berupaya memperluas hubungan dengan Armenia dan kedua belah pihak memiliki penilaian positif terhadap keseluruhan proses kerja sama.

Menteri luar negeri Iran tiba di ibu kota Armenia pada hari Rabu untuk mengadakan konsultasi mengenai upaya mewujudkan perdamaian antara Yerevan dan Baku serta beberapa masalah mendesak lainnya.

Pada Selasa malam, Amir-Abdullahian mengadakan pembicaraan terpisah dengan rekan-rekannya dari Azerbaijan dan Rusia, dengan fokus pada perdamaian antara Azerbaijan dan Armenia.

Baca Juga : Utusan: Iran Berhak Tanggapi Pembunuhan Penasihat Senior Israel

Azerbaijan merebut kembali wilayah Karabakh yang telah lama disengketakan dalam serangan kilat pada bulan September terhadap pasukan separatis Armenia, yang menyebabkan lebih dari 100.000 etnis Armenia meninggalkan wilayah tersebut.

Setelah satu hari pertempuran, otoritas separatis Armenia, yang telah menguasai Karabakh selama tiga dekade, menyerah dan setuju untuk berintegrasi kembali dengan Baku.

Kemenangan Azerbaijan menandai berakhirnya sengketa wilayah yang berkepanjangan dan selama ini dianggap tidak dapat diselesaikan.

Eksodus seluruh penduduk Armenia dari daerah pegunungan telah memicu krisis pengungsi di Armenia.

Baca Juga : Menlu Iran Berharap Perdamaian Abadi di Kaukasus Tercapai Beberapa Bulan Mendatang

Armenia dan Azerbaijan mengatakan mereka hampir menandatangani perjanjian damai berdasarkan pengakuan integritas wilayah masing-masing.

Wilayah Karabakh yang telah lama disengketakan menjadi pusat dua perang yang merugikan antara Armenia dan Azerbaijan pada tahun 2020 dan 1990-an.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *