Purna Warta – Perkumpulan buruh Nigeria pada selasa (27/02) mengadakan unjuk rasa di beberapa kota. Mereka melakukan unjuk rasa memprotes krisis ekonomi yang ada dan menuntut pemerintah menanganinya. Harga bahan bakar naik 3 kali lipat dari beberapa bulan lalu dan hargan bahan pangan pokok naik 2 kali lipat sejak tahun lalu.
Dua hal penting itu menjadi isu utama protes ini. Disaat yang sama gaji-gaji para pekerja tidak berubah kendati melonjaknya biaya kehidupan. Nigeria mengalami krisis ekonomi yang cukup parah sebagaimana dialami sejumlah negara. Namun negara ini juga memiliki beberapa masalahnya sendiri semenjak reformasi yang diadakan oleh Presiden Bola Tinubu.
Baca juga: Presiden El Salvador: Peradaban Barat Bisa Saja Runtuh
Inflasi tahunan Nigeria mendekati 30% namun gaji minimal yang diatur pemerintah tidak berubah sejak 2019. Gaji minimal pekerja di Nigeria adalah 30.000 naira atau dengan kurs sekarang 19 dolar. Pada 2019 mungkin gaji dengan jumlah ini wajar-wajar saja, namun dengan adanya inflasi dan naiknya harga-harga membuat mereka tak mampu membeli kebutuhan.
Banyak yang kelaparan, membagi-bagi makanan mereka supaya bisa dimakan lebih lama atau mencari alternatif lain yang lebih murah. Di bagian utara negara ini sejumlah warga bahkan mengambil beras-beras sisa atau rusak yang biasanya dibuat untuk pakan ikan dan memakannya.
Kebijakan Presiden Tinubu untuk menarik subsidi BBM membuat harga-harga meroket naik. Disamping itu, pemerintahan sebelumnya meminjam 19 miliar dolar kepada bank pusat. Bank lalu mencetak uang tersebut dan terjadilah inflasi.