Purna Warta – Presiden Prancis belum lama ini menyebutkan adanya kemungkinan interfensi NATO terhadap konflik Ukraina-Rusia. Konstantin Kosachev salah satu pejabat Rusia mengatakan bahwa ucapan Presiden Prancis ini adalah sebuah pengumuman perang.
Kemungkinan adanya pengiriman pasukan dari pihak NATO untuk Ukraina bisa menimbulkan skenario terburuk. Pendekatan yang ditunjukkan oleh Presiden Pranis membawa resiko yang mampu mengubah situasi yang ada menjadi lebih parah lagi. Hal itu tak bisa ditoleransi, kata Konstantin Kosachev.
Baca juga: Barat Gagal Mengisolir Rusia Dari Dunia Global, Kata Sergei Lavrov
“Ini adalah batas dimana bukan hanya NATO ikut campur dalam perang – karena sejak lama mereka begitu – akan tetapi ini bisa berarti bahwa pasukan sekutu mengambil jalan permusuhan atau bahkan deklarasi perang” tulis Konstantin Kosachev.
Ucapan pejabat Rusia ini senada dengan pernyataan jubir Kremlin, Dmitry Peskov. Ia mengatakan bahwa gerakan atau pendekatan ini akan membuat bentrok NATO dan Moskow bukan hanya mungkin melainkan tak terhindarkan.
Ide untuk mengirim pasukan darat ke Ukraina dikemukakan oleh Presiden Prancis pada hari senin (26/02). Macron berpendapat bahwa ide apapun termasuk mengirim pasukan harus dijadikan bahan pertimbangan. Ia juga berpendapat bahwa barat tak boleh berhenti mencegah Rusia mengalahkan Ukraina. “Berkenaan dengan dinamika, kita tidak boleh mengecualikan apapun. Kita akan melakukan apapun yang diperlukan untuk mencegah Rusia memenangi perang ini” kata Macron. Meski demikian, belum ada konsensus diantara anggota NATO lainnya terkait pengiriman pasukan.