Bogota, Purna Warta – Kebakaran terjadi terus menerus di Kolombia sejak November tahun lalu dan sudah membakar sekitar 17.000 hektar lahan. Presiden Kolombia Gustavo Petro mengumumkan status gawat darurat bencana nasional melihat parahnya bencana tersebut. Hal tersebut memungkinkan dana proyek-proyek lain dialihkan untuk membantu pemadam kebakaran.
Lebih dari 340 titik api sudah tercatat sejak November. Cuaca panas ekstrem, fenomena El Nino ditambah kekeringan yang melanda hutan Amazon diduga menjadi faktor utama . Dalam kondisi darurat ini Presiden Petro meminta bantuan negara-negara lain dalam usaha pemadaman api yang terus menerus menyebar.
Otoritas lingkungan Kolombia melaporkan adanya 31 titik api yang terpisah pada kamis (25/01) setelah beberapa bulan cuaca panas dan kering ekstrem. Disamping itu Para petugas pemadam kebakaran kesulitan untuk memadamkan api yang sudah memasuki area pegunungan Andean.
Dampak kebakaran ini cukup hebat, warga terdampak sudah dievakuasi berikut ternak-ternak mereka. Binatang-binatang liar seperti burung, mamalia, ular dan lainnya yang terdapat di area terdampak sudah habis terbakar, ujar Susana Muhammad Menteri Lingkungan Hidup Kolombia.
Sementara itu Petro mendapat kritik terkait kemampuannya menangani situasi ini yang dinilai tidak maksimal. Bahkan dilaporkan bahwa dana pemadan kebakaran dipotong dari 90 juta dollar pada 2023 menjadi 68 juta dolar di tahun 2024.