Tehran, Purna Warta – Kandidat presiden Saeed Jalili mengatakan bahwa delapan tahun penelitian dan konsultasinya dengan para ahli telah menunjukkan bahwa pemerintahan berikutnya tidak hanya dapat mengelola urusan negara dengan baik tetapi juga dapat membuat gebrakan bagi Iran ke depan.

Ia menggambarkan bahwa tekad yang kuat dan agenda yang direncanakan dengan baik sebagai prasyarat dan kunci untuk pertumbuhan dan gebrakan tersebut.

Dalam sebuah pesan video kepada bangsa Iran yang dirilis pada Kamis malam, Jalili berkata, “Kami sebentar lagi akan membuat sebuah pilihan yang besar, yang tidak hanya dapat membuat negara mampu mengatasi kegagalan tertentu tetapi juga dapat membuat lompatan dan gebrakan besar ke depan. ”

Baca Juga : Iran Nikmati Pesta Demokrasi Dengan Pemilu

Jalili mengatakan selama beberapa tahun terakhir, dia telah mengikuti dengan cermat masalah negara, sambil mencoba menemukan solusi dan peluang yang dapat membantu menjalankan negara dengan lebih baik.

Untuk itu, kata Jalili, dia berusaha mendapatkan bantuan dari para ahli muda, akademisi, manajer sukses, dan berbagai serikat kerja.

“Hal Itu tidak terbatas pada ruang pertemuan; kami hadir di lapangan di 31 provinsi di Iran ini”, katanya.

“Saat ini, kami dapat menjamin bahwa negara tidak hanya dapat dikelola dengan sempurna, tetapi juga dapat mengambil lompatan ke depan,” tambah Jalili. Lompatan besar seperti itu membutuhkan rencana dan tekad.

Baca Juga : Raih 95% Suara, Bashar Assad Menangi Pemilu 2021

Dia mengatakan kerja keras diperlukan untuk mencapai tujuan, sembari menyerukan kepada masyarakat Iran, terutama kaum muda, untuk berperan dalam upaya membantu Iran membuat kemajuan. Ia menekankan walau bagaimanapun juga peran utama harus dimainkan oleh pihak pemerintah dalam hal ini.

“Insya Allah rakyat Iran akan meraih kemenangan besar melalui kerja keras kolektif, dan empat tahun ke depan, bangsa dan negara akan dipenuhi dengan harapan, kemakmuran, dan kesuksesan,” kata kandidat tersebut.

Baca Juga : Jubir IRGC: Pemilu Iran Bak Musim Semi untuk Media Asing

Sebagai seorang tokoh konservatif dan mantan diplomat, Jalili pernah juga menjabat sebagai sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi dari 2007 hingga 2013. Dalam kapasitas itu, ia berperan sebagai negosiator nuklir utama Iran dalam pembicaraan dengan negara-negara besar dunia tentang program nuklir negara itu.

Dia kritis terhadap jalan yang ditempuh oleh pemerintahan Presiden Hassan Rouhani dalam negosiasi nuklir dengan enam negara besar dunia, yang mencapai puncaknya pada kesepakatan pada tahun 2015.

Dalam kurang dari dua tahun, AS meninggalkan perjanjian itu tanpa alasan dan memberikan sanksi yang lebih keras kepada Iran.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here