Tehran, Purna Warta – Kementerian Luar Negeri Iran telah memanggil duta besar Inggris di Tehran untuk menyampaikan protes keras Republik Islam tersebut atas “tuduhan tak berdasar” yang dilontarkan Inggris terhadap Tehran.
Baca Juga : Rudal Ditembakkan dari Yaman Menuju Laut Merah
Simon Shercliff dipanggil ke Kementerian Luar Negeri oleh direktur jenderal Departemen Eropa Barat pada hari Selasa (30/1), sehari setelah London menjatuhkan sanksi terhadap tujuh individu dan satu organisasi, mengklaim bahwa mereka menargetkan “pembangkang Iran” di negara lain, menyusul langkah serupa dilakukan Amerika Serikat.
Pejabat Iran menggambarkan sanksi tersebut sebagai “ilegal” dan mengecam tuduhan London sebagai “tidak berdasar.”
Dia juga mencatat bahwa upaya London untuk menodai citra Iran tidak konstruktif dan menambahkan bahwa “tindakan destruktif” terhadap Republik Islam tersebut pasti akan gagal.
“Merupakan ironi sejarah yang pahit bahwa sebuah negara yang merupakan pendiri dan pendukung kelompok teroris terorganisir, penyelundup narkoba dan geng kriminal, berusaha untuk menuduh Republik Islam Iran dan kekuatan setia serta kekuatan jujur yang berada di garis depan dalam perang melawan kejahatan terorganisir,” kata pejabat Iran.
Baca Juga : Iran Desak Internasional Kutuk Pembunuhan Biadab Israel Atas Pasien Palestina di Tepi Barat
Duta Besar Inggris sendiri mengatakan, ia akan menyampaikan protes Iran tersebut ke negaranya masing-masing.
Pada hari Senin, AS dan Inggris menjatuhkan sanksi terhadap jaringan orang-orang yang mereka klaim menargetkan apa yang mereka sebut sebagai aktivis oposisi Iran berdasarkan perintah Iran.
Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan akan “memberi sanksi kepada tujuh individu dan satu organisasi, termasuk pejabat senior Iran yang terlibat dalam ancaman pembunuhan jurnalis di Inggris dan lainnya yang dikatakan sebagai bagian dari geng kriminal internasional” yang terkait dengan Tehran.
Sanksi ini diberikan di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan. Sebelumnya pada hari ini, Presiden AS Joe Biden dan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengklaim bahwa “kelompok yang didukung Iran”, yang sebagian besar berbasis di Irak, bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak di perbatasan Yordania dan Suriah pada hari Minggu, yang menewaskan sedikitnya tiga orang tentara AS dan melukai 34 lainnya.
Baca Juga : Iran Panggil Duta Besar Inggris atas Tuduhan Tidak Berdasar
Misi permanen Iran untuk PBB menolak tuduhan tersebut, dengan mengatakan Republik Islam tidak berperan dalam serangan tersebut.