Tehran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran mengatakan Amerika Serikat perlu mengakhiri kemunafikan mereka dalam perang di Gaza dan menghentikan retorika kosong mereka tentang pembentukan gencatan senjata di Jalur Gaza sambil memprovokasi rezim Israel untuk melancarkan serangan ke kota Rafah.
Baca Juga : Kematian Pejabat Pemerintah Yaman yang Berafiliasi dengan Arab Saudi
“Amerika harus berhenti bersikap munafik dan berbicara tentang gencatan senjata sambil mendorong rezim Zionis untuk menyerang Rafah,” kata Hussein Amir-Abdullahian dalam sidang kabinet pada hari Minggu (18/2).
Ia juga mengatakan Israel terus melanjutkan kejahatan perangnya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat serta telah menyebabkan situasi kritis di Gaza utara dan selatan, khususnya di Rafah.
Menurut Amir-Abdullahian, gerakan perlawanan Palestina Hamas telah mengajukan rencana komprehensif atas nama warga Gaza untuk menghentikan genosida Israel di Jalur Gaza dan menghentikan pengepungannya, mengamankan kesepakatan pertukaran tahanan dan membangun kembali wilayah yang dilanda perang.
“Namun, para pemimpin perlawanan telah memperingatkan bahwa tindakan militer apa pun terhadap penduduk Rafah akan memiliki konsekuensi timbal balik yang parah,” tegas diplomat terkemuka Iran tersebut.
Baca Juga : Diplomat Utama UE: Israel Tidak Bisa Kalahkan Hamas
Dia juga berpendapat bahwa rezim Israel telah gagal mencapai tujuan yang diinginkannya di Gaza dan “inilah alasannya mengapa rezim Israel masih terus menabuh genderang perang dan ancaman.”
Amir-Abdullahian menegaskan kembali bahwa Iran sangat mendukung solusi apa pun terhadap krisis yang sedang berlangsung yang akan meningkatkan keamanan regional dan melindungi hak-hak rakyat Palestina.
Pemboman Israel yang tiada henti di Gaza telah memaksa penduduk setempat mengungsi ke kota Rafah di selatan, yang berbatasan dengan Mesir.
Militer Israel telah melakukan serangan udara di kota perbatasan dan telah mengumumkan rencana untuk melancarkan invasi darat.
Sementara itu, Mesir sedang membangun tembok pembatas di sepanjang perbatasannya dengan Gaza, yang memicu kekhawatiran mengenai potensi pengungsian warga Palestina ketika Israel mempertimbangkan untuk memperluas serangannya ke Rafah.
Baca Juga : Angkatan Bersenjata Yaman Serang Kapal Inggris dan Drone Amerika
Menurut laporan, lebih dari 28.985 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh dan lebih dari 68.880 lainnya terluka sejak rezim Israel melancarkan serangan gencar yang didukung AS di Gaza pada 7 Oktober 2023.