Purna Warta – Rosfinmonitoring atau layanan pemantau keuangan federal Rusia melebarkan daftar orang atau organisasi yang termasuk sebagai aktivitas ekstremis atau terorisme. Gerakan LGBT atau gerakan LGBT internasional sekaligus unit strukturalnya kini dimasukkan kedalam daftar aktivitas ekstrim tersebut. Daftar baru ini sudah bisa dilihat di situs resmi mereka.
Baca Juga : Aksi Solidaritas Rakyat Yaman terhadap Rakyat Palestina
Langkah ini diambil menindaklanjuti keputusan Mahkamah Agung Rusia pada bulan November lalu yang mendukung kementerian kehakiman yang menganggap bahwa gerakan LGBT internasional sebagai gerakan ektremis. Hakim agung juga menganggap divisi struktural yang tercakup didalamnya sebagai satu kesatuan dan melarangnya di Rusia.
Berdasarkan undang-undang, bank diminta untuk mebekukan rekening orang-orang yang termasuk dalam daftar ekstremis dan menahan layanan mereka. Meski demikian, para kritikus meyakini bahwa tidak ada aksi LGBT internasional secara spesifik yang memerlukan tindakan sejauh ini sehingga aturan ini sulit dijelaskan.
Rosfinmonitoring mendata lebih dari 14.000 individu dan kelompok yang dicap sebagai ekstremis dan teroris. Mulai dari Al-Qaed, ISIS, Taliban dan Batalion Azov Neo-Nazi milik Ukraina. Pada 2022, Rusia memperluas cakupan larangn terhadap LGBT yang sudah ada dengan melarangnya secara total untuk anak-anak.
Baca Juga : Jajak Pendapat: Generasi Muda Amerika Lebih Menyukai Warga Palestina Meskipun Liputan Mengenai Gaza Bias
Presiden Vladimir Putin pada bulan lalu mengklarifikasi bahwa otoritas tidak ada urusan dengan kehidupan pribadi setiap individu. Selama mereka tidak melakukannya terang-terangan di publik dan tidak mengajak serta anak-anak. Putin juga pada 2010 mengampanyekan gerakan anti hubungan non-tradisional sebagai bagian dari misi menjaga nilai-nilai kekeluargaan.