Purna Warta – Gelombang panas yang cukup parah di Mali membuat harga es lebih mahal daripada roti dan susu di beberapa daerah di Mali. Dengan tidak ada kulkas yang bekerja akibat pemadaman listrik terus menerus, sejumlah warga terpaksa membeli es batu sebagai pendingin dan menjaga makanan tetap awet.
Baca juga: Banjir di Kenya Menewaskan 76 Orang
Suhu di Mali di waktu-waktu semacam ini bisa mencapai 48 derajat. Harga es batu bisa mencapai 100 sampai 300 francs untuk sekantung kecil es batu. Harga roti sendiri berharga di kisaran 250 francs. Warga biasa memasak makanan dalam jumlah besar lalu menyimpannya untuk seminggu. Namun dengan tiadanya pendingin, makanan menjadi cepat basi dan harus dibuang. Kini mereka harus memasak untuk setiap harinya.
Masalah ini dimulai sekitar setahun yang lalu dimana perusahaan listrik Mali gagal memenuhi permintaan akibat hutang piutang. Banyak warga Mali yang tidak memiliki generator cadangan karena biaya yang cukup mahal untuk isi ulang.
Tiada listrik berarti tiada kipas, warga di malam hari terpaksa tidur di luar ruangan akibat suhu panas. Hal tersebut tentu mempengaruhi kesehatan mereka juga. Sebagian warga bahkan mengatakan di malam hari mereka mengguyur badan mereka dengan air karena gelombang panas yang tak berhenti bahkan di malam hari. Suhu di malam hari bisa mencapai 46 derajat. Sejak Maret tercatat lebih dari 100 orang meninggal akibat gelombang panas ini.