Purna Warta – Presiden baru Amerika Serikat Donald Trump menghantam keras kebijakan luar negeri Amerika dan meruntuhkan “soft power” Amerika yang sudah dibangun selama beberapa dekade melalui gaya pembuatan kesepakatan personal, transaksional dan koersif.
Baca juga: UNICEF: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak-Anak Di Haiti Melonjak 1.000 Persen
Kebijakan-kebijakan terbaru Trump mendobrak gaya Amerika dalam mengambil tindakan dan membuat kebijakan terkait hubungan dengan negara-negara lainnya serta berpotensi meruntuhkan soft power yang dimiliki.
Bagi Trump, hasil adalah bukti utama. Belum tiga minggu menjabat, pemerintahan Trump sudah membuat perjanjian dengan berbagai substansi dengan Kanada, Meksiko, Kolombia, Panama, El Salvador, Guatemala dan bahkan Venezuela.
Kebanyakan dari perjanjian tersebut terwujud akibat ancaman tarif dan faktor pendorong lainnya yang dimanfaatkan dengan baik oleh Trump dengan banyak dibantu oleh Menteri Luar Negeri, Marco Rubio.
Selain itu, rencana Donald Trump dan Elon Musk untuk membubarkan USAID atau Agensi Amerika untuk Pengembangan Internasional, membuat banyak diplomat dan LSM di seluruh dunia merasa terpukul keras. USAID sendiri merupakan organisasi penyedia bantuan luar negeri terbesar di dunia, sehingga pembubarannya oleh Trump akan memiliki dampak besar khususnya terhadap Soft Power Amerika.
Salah satu contoh adalah daerah-daerah tertinggal dan tidak stabil yang mengandalkan bantuan luar negeri kini mengalami krisis kebutuhan-kebutuhan pokok seperti makanan, air, obat dan lainnya yang akan mempengaruhi jutaan orang, terlebih dengan dibubarkannya organisasi bantuan terbesar di dunia.
Donald Trump bersama para sekutunya dengan kebijakan “America First” meyakini bahwa uang harus digunakan di rumah dan USAID adalah kuda Trojan yang menyebarkan ideologi garis kiri destruktif ke dalam negeri. Namun perlu diingat bahwa Republik tidak selalu berpandangan negarif terhadap USAID, pada masanya mereka sangat mendukung program ini.
Terkait dengan hubungan Amerika dengan negara-negara sekutu, Trump menunjukkan kekesalannya dengan bagaimana jaringan persekutuan tersebut berjalan. Hal ini berlawanan dengan presiden sebelumnya yang meyakini bahwa hubungan persekutuan merupakan faktor penting dalam melawan musuh.
Baca juga: Apa Itu USAID Dan Mengapa Trump Berencana Membubarkannya?
Sebagai contoh, Trump mengancam Kanada dengan tarif 25 persen dan bahkan mengancam negara itu akan dijadikan negara bagian Amerika.
Trump juga mengatakan bahwa Uni Eropa lebih buruk daripada Cina jika berbicara mengenai perdagangan. Dan ia juga mengancam Kolombia dengan tarif akibat menolak imigran-imigran yang dideportasi, kendati Kolombia merupakan salah satu partner terdekat Amerika di Amerika Latin.