Paris, Purna Warta – Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan Paris untuk menunjukkan solidaritas kepada masyarakat di Jalur Gaza yang terkepung dan menyebut serangan Israel terhadap orang-orang yang tidak berdaya sebagai “genosida” dan menuntut gencatan senjata di Gaza.
Baca Juga : Presiden Kolombia Sebut Serangan Udara Israel di Gaza sebagai Praktik Nazi
Berkumpul di Lapangan Republik di Paris, massa melakukan pawai menuju Lapangan Bastille sambil meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina.
Protes anti-Israel menuntut penghentian pemindahan paksa penduduk Gaza, pengiriman senjata ke Israel dan pencabutan blokade terhadap wilayah kantong yang terkepung.
“Ketika mereka membuat masyarakat kelaparan dan haus, ketika tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di Jalur Gaza, itu adalah genosida, ketika mereka mengebom dan menghancurkan rumah-rumah dan sekolah, itu adalah genosida dan itulah yang kita lawan saat ini,” kata Omar Alsoumi, seorang pengunjuk rasa.
“Milikilah kemuliaan untuk protes, melawan diamnya para pembunuh yang bersembunyi di belakang yang lain, membunuh, membunuh dan membunuh lagi, berpikir bahwa dengan cara ini mereka akan menyelesaikan masalah,” Jean-Luc Melenchon, pemimpin dari La France Insoumise (LFI) mengatakan pidatonya pada rapat umum tersebut.
Rekaman menunjukkan para demonstran membakar suar berwarna Palestina dan mengibarkan bendera Palestina saat mereka berbaris dengan plakat bertuliskan “Hentikan pengiriman senjata ke Israel”, “Kebebasan untuk semua tahanan” dan “Hentikan pembantaian / Nyawa mereka sepadan dengan nyawa Anda / Hentikan genosida”, di antara slogan-slogan lainnya.
Baca Juga : Menlu Iran: AS Harus Tanggung Konsekuensi Dukung Kejahatan Israel
Protes tersebut diserukan oleh Kolektif Nasional untuk Perdamaian yang Adil dan Abadi antara Palestina dan Israel serta kolektif lain seperti Urgence Palestine. Pawai dimulai di Place de la Republique dan berakhir di Place de la Bastille.
Sejumlah pejabat seperti Jean-Luc Melenchon, pemimpin LFI, Marin Tondelier, pemimpin Europe Ecology Greens (EELV) dan Hala Abu Hassira, Duta Besar Palestina untuk Prancis, termasuk di antara para pengunjuk rasa.
“Ada cukup banyak protes sejak 7 Oktober dan ini penting untuk dilanjutkan,” kata pengunjuk rasa Skander Amor.
Pengunjuk rasa Perancis juga berunjuk rasa di Toulouse dan Nice untuk mendukung Palestina.
Demo serupa juga diadakan di beberapa negara lain di Benua Hijau.
Para pengunjuk rasa berkumpul di alun-alun Mariahilf pusat di ibu kota Austria, Wina, memprotes serangan mematikan yang dilakukan pasukan rezim Israel yang berlanjut setelah berakhirnya jeda kemanusiaan pekan lalu.
Di Spanyol, demonstrasi pro-Palestina diadakan di Barcelona, Valencia, Bilbao, Granada dan Madrid.
Baca Juga : Angkatan Laut Yaman Targetkan Kapal Israel di Bab al-Mandeb
Demonstran juga berunjuk rasa di Milan, Italia dan ibu kota Malta, Valetta, untuk memprotes serangan Israel di Gaza.
Di negara-negara Eropa lainnya, termasuk Inggris dan Jerman, para demonstran berbaris untuk menunjukkan solidaritas terhadap orang-orang malang di Jalur Gaza yang terkepung.
Pasukan rezim Israel melancarkan perang di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Palestina di wilayah tersebut memulai Operasi Badai al-Aqsa terhadap entitas pendudukan sebagai tanggapan terhadap kampanye intimidasi dan pembantaian warga Palestina dan perampasan tanah mereka selama puluhan tahun oleh pasukan rezim penjajah.
Sekitar 15.500 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dalam serangan udara tanpa henti yang dilakukan pasukan rezim Israel dan banyak lagi yang masih hilang dan belum ditemukan serta dikhawatirkan tewas di bawah reruntuhan.
Lebih dari 40.000 warga Palestina terluka sejak dimulainya perang genosida Israel di wilayah pesisir.
Baca Juga : Pengadilan Korupsi Netanyahu Dilanjutkan di Tengah Perang di Gaza