Sarajevo, Purna Warta – Lebih dari 3.000 orang menghadiri peringatan pembantaian Srebrenica yang sebagian besar dihadiri oleh warga Serbia, walaupun para pemimpin mereka menolak untuk mengakuinya. Acara tersebut diadakan di Potocari, Bosnia timur pada hari Senin (11/7).
Mereka juga mengadakan pemakaman kembali sebanyak 50 korban yang jasadnya ditemukan di kuburan massal dan baru-baru ini diidentifikasi melalui analisis DNA.
Baca Juga : ISIS Baru Tunjuk Pemimpin Pasca 3 Tahun Kematian Abu Bakr Al-Baghdadi
Korban yang baru diidentifikasi tersebut diberikan kehormatan pemakaman pada 11 Juli tahun ini, sebagai acara peringatan hari pembantaian yang dimulai pada tahun 1995. Setelah pemakaman tahun ini, jumlah penguburan di pemakaman meningkat menjadi 6.721.
Dalam dua tahun terakhir, karena pandemi COVID-19, hanya sedikit orang yang diizinkan menghadiri upacara peringatan tahunan pemakaman kolektif para korban di Srebrenica. Tetapi ketika pembatasan dicabut tahun ini, ribuan orang menghadiri upacara pada hari Senin, termasuk para diplomat dan pejabat tinggi.
Pada upacara peringatan menjelang pemakaman, Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren meminta maaf kepada para korban yang selamat dari peristiwa Srebrenica atas kegagalan pasukan penjaga perdamaian Belanda untuk mencegah terjadinya pembantaian tahun 1995.
Baca Juga : Beberapa Pasal yang Mungkin Tertulis dalam Resolusi Israel-Saudi
“Masyarakat internasional gagal memberikan perlindungan yang memadai kepada rakyat Srebrenica. Sebagai bagian dari komunitas itu pemerintah Belanda berbagi tanggung jawab atas situasi di mana kegagalan itu terjadi, dan karenanya kami menyampaikan permintaan maaf kami yang terdalam,” kata Ollongren.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell dan Komisaris Peningkatan Uni Eropa Oliver Varhelyi juga memberikan penghormatan kepada para korban Srebrenica.
“Adalah tugas kita, lebih dari sebelumnya untuk mengingat genosida Srebrenica, demi membela perdamaian, martabat manusia dan nilai-nilai universal,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.
“Di Srebrenica, Eropa gagal dan kami menghadapi rasa malu yang sangat besar,” tambahnya.
Baca Juga : Pejabat IRGC: ‘NATO Arab’ Akan Gagal Dalam Menghadapi Front Perlawanan
Pada 11 Juli 1995, Srebrenica jatuh ke tangan pasukan Serbia yang dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic, dan terjadi pembantaian besar di wilayah tersebut terhadap penduduk Bosnia.