Brusell, Purna Warta – Kepala Komisi Eropa mengumumkan bahwa paket sanksi dan boikot baru mencakup 70% dari bank Rusia dan perusahaan milik negara.
Setelah pertemuan panjang perwakilan negara-negara Eropa di Brussels, Uni Eropa mengumumkan pada hari Jumat (25/2) bahwa mereka telah memberlakukan sanksi besar terhadap Moskow karena serangan Rusia terhadap Ukraina.
Baca Juga : Yaman Bertahan Lebih dari 7 Tahun, Ukraina Tidak Bertahan dalam 7 Jam
Menurut kantor berita Anatolia, sanksi tersebut mencakup sektor ekonomi, energi dan transportasi Rusia, serta langkah-langkah untuk membatasi visa dan memperketat kontrol atas impor barang-barang Rusia.
“Paket sanksi besar dan terarah ini, yang diadopsi malam ini, menunjukkan betapa bersatunya Uni Eropa,” kata Ursula von der Leyen dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Sanksi tersebut, yang mencakup 70 persen bank Rusia dan perusahaan milik negara, juga termasuk pembatasan akses Rusia ke produk teknologi Eropa, kata von der Leyen dalam pesan Twitter-nya.
“Kedua, sanksi mencakup sektor energi, yang merupakan ruang ekonomi utama Rusia. Larangan ekspor yang telah kami terapkan, yang akan menyebabkan lemahnya kilang Rusia dan akan memberikan pukulan besar bagi sektor minyak ekonomi Rusia,” tambahnya.
Baca Juga : Raisi: Ekspansi NATO Ancaman Serius Bagi Stabilitas dan Keamanan Negara-Negara Merdeka
“Ketiga, kami telah melarang penjualan pesawat dan peralatan yang penting kepada maskapai Rusia,” katanya.
“Keempat, kami membatasi akses Rusia pada teknologi penting, termasuk semikonduktor dan perangkat lunak modern,” tulis tweet tersebut.
“Kasus terbaru menyangkut penerbitan visa. Para diplomat dan kelompok serta pengusaha Rusia tidak akan lagi dapat memanfaatkan akses ke Uni Eropa,” tambahnya.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Joseph Borrell pada hari Kamis (24/2) menggambarkan sanksi sebagai “paket terberat yang pernah ada”. Beberapa negara Eropa yang telah menolak ratifikasi sanksi sebelum dimulainya operasi Rusia di Ukraina kini telah bergabung dengan mereka.
Namun, New York Times melaporkan bahwa sejumlah negara Eropa yang dipimpin Jerman menyerukan agar nama Vladimir Putin dan Sergei Lavrov tidak dimasukkan dalam daftar sanksi, dan usulan tersebut diterima karena pihak Berlin ingin kedua pejabat Rusia itu tidak diberi sanksi.
Baca Juga : Kalau AS Tidak Ingkar Janji, Ukraina Mungkin Tak Bernasib Begini
Sebelum dimulainya serangan Rusia terhadap Ukraina, Uni Eropa merilis daftar baru individu dan entitas Rusia yang dikenai sanksi oleh Rusia pada Kamis pagi.