Brussels, Purna Warta – Uni Eropa mengecam keras penodaan Alquran baru-baru ini di luar masjid di ibu kota Swedia, Stockholm, menyebutnya sebagai “tindakan provokasi yang jelas.”
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (1/7), UE mengatakan tindakan “menyinggung, tidak sopan” ini tidak mencerminkan pendapat blok tersebut, pihaknya menekankan bahwa manifestasi rasisme, xenofobia dan intoleransi terkait tidak memiliki tempat di Eropa.
Baca Juga : Pendaratan Darurat Pesawat Israel Takut Akan Pertahanan Udara Suriah
Selanjutnya dikatakan bahwa UE terus menjunjung tinggi kebebasan beragama atau berkeyakinan dan kebebasan berekspresi, baik di dalam negara anggotanya maupun secara internasional.
Pernyataan tersebut lebih lanjut menekankan bahwa “sekarang adalah waktunya untuk berdiri bersama untuk saling pengertian dan menghormati dan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.”
Ia juga mencatat bahwa insiden tersebut dianggap lebih ofensif karena terjadi pada saat umat Islam sedang merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban.
Uni Eropa juga mengecam penyerbuan kedutaan Swedia di ibu kota Irak, Baghdad, kata pernyataan itu.
Baca Juga : Kemlu Malaysia Sebut Penodaan Al-Qur’an di Swedia adalah Penghinaan terhadap Umat Islam Sedunia
Pada hari Rabu, seorang pria Irak berusia 37 tahun menginjak Alquran sebelum membakar beberapa halaman di depan masjid terbesar di Stockholm. Penghinaan terhadap kitab suci umat Islam dilakukan di bawah otorisasi dan perlindungan polisi Swedia.
Insiden itu, bertepatan dengan dimulainya Idul Adha umat Islam dan berakhirnya ibadah haji tahunan ke Mekkah di Arab Saudi, memicu kemarahan umat Islam dari seluruh dunia.
Pada hari Jumat, beberapa ribu warga Irak berkumpul di dekat kedutaan Swedia di ibu kota Irak Baghdad untuk hari kedua protes terhadap pembakaran Alquran.
Orang-orang di negara Muslim lainnya juga turun ke jalan sebagai protes terhadap langkah tersebut.
Baca Juga : Rezim Israel adalah Entitas Jahat di Dunia
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah mengadakan pertemuan darurat komite eksekutifnya untuk mengatasi konsekuensi dari tindakan asusila tersebut.
Swedia telah berulang kali mengizinkan pembakaran Alquran dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan Januari, seorang ekstrimis sayap kanan Swedia-Denmark membakar salinan Alquran di dekat kedutaan Turki di Stockholm.