Turki Peringatkan Kesepakatan Kapal Perang Antara Prancis dan Yunani

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Tanju Bilgic

Ankara, Purna Warta – Turki mengatakan kesepakatan kapal perang baru-baru ini antara Prancis dan Yunani mengancam stabilitas kawasan karena bertujuan untuk mengisolasi Ankara.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Tanju Bilgic mengecam kesepakatan bernilai miliaran euro yang akan membuat Athena membeli tiga kapal perang Prancis.

“Mempersenjatai Yunani, mengisolasi dan mengasingkan Turki alih-alih kerja sama adalah kebijakan bermasalah yang akan merugikan Yunani dan Uni Eropa dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional,” kata Bilgic pada hari Jumat (1/10).

Dia mencatat bahwa kesepakatan dengan Prancis adalah bagian dari upaya Yunani untuk meningkatkan apa yang disebutnya “klaim zona maritim dan ruang udara maksimal” yang bertentangan dengan hukum internasional.

Setelah bertemu dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis di Istana Elysee pada hari Selasa (28/9), Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Athena akan membeli tiga fregat Belharra dari Prancis sebagai bagian dari “kemitraan strategis” yang lebih dalam.

Macron mengatakan penjualan fregat senilai $3,51 miliar tidak dimaksudkan untuk dilihat sebagai ancaman terhadap Ankara, melainkan untuk memastikan keamanan di Mediterania serta Afrika Utara, Asia Barat, dan Balkan.

Turki dan Yunani, keduanya merupakan sekutu NATO, walau begitu mereka tetap berselisih mengenai masalah termasuk perlakuan terhadap kapal pengungsi. Tahun lalu, mereka mendekati konflik bersenjata ketika kapal perang mereka bertabrakan saat bermanuver secara berdekatan satu sama lain di perairan yang disengketakan selama kebuntuan eksplorasi energi.

Perdana menteri Yunani juga mengatakan pada hari Kamis (30/9) bahwa Athena tidak berniat bersaing dengan Turki dalam perlombaan senjata. “Pada saat yang sama kami akan mempertahankan wilayah kami, integritas teritorial kami, kedaulatan kami, dan hak kedaulatan kami. Untuk melakukannya, kita membutuhkan pencegahan yang kuat.” katanya

“Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa kita hidup di lingkungan yang sangat rumit. Ini adalah realitas geografi yang tidak bisa kita abaikan,” katanya. Perdana menteri menambahkan bahwa Yunani selalu mengulurkan tangan persahabatan ke Turki.

“Kami memiliki perbedaan besar dalam banyak masalah, tetapi harus ada cara untuk menyelesaikan perbedaan ini melalui dialog.” Tambahnya.

Perjanjian yang ditandatangani Athena dengan Paris termasuk kesepakatan untuk saling membantu dalam kasus serangan oleh negara ketiga. “Klausul itu pada dasarnya mengatakan bahwa jika salah satu negara diserang, jika wilayahnya ditantang, kedaulatannya ditantang, maka ada kewajiban pihak lain untuk membantunya,” kata Mitsotakis.

Yunani telah membeli 18 pesawat tempur Rafale Prancis dan berencana untuk membeli enam lagi di bawah program modernisasi angkatan bersenjatanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *