Turki Menolak Kerja Sama NATO dengan Israel

Ankara, Purna Warta  – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Kamis menganggap upaya untuk bekerja sama dengan Israel dalam NATO sebagai “tidak dapat diterima” dan mendesak peningkatan tekanan internasional terhadap Israel untuk mengakhiri kekejaman yang sedang berlangsung.

Baca juga: Penembak yang Mencoba Membunuh Trump Telah Teridentifikasi

“Tidak mungkin bagi pemerintahan Israel, yang telah meng injak-injak nilai-nilai fundamental aliansi kita, untuk melanjutkan hubungan kemitraannya dengan NATO,” kata Erdogan pada konferensi pers di Washington, D.C., setelah pertemuan puncak para pemimpin NATO, menurut Anadolu.

NATO, yang terdiri dari 32 anggota, juga memelihara hubungan dengan banyak negara non-anggota dan organisasi internasional, yang disebut sebagai mitra NATO.

Erdogan menekankan bahwa selama diskusinya di pertemuan puncak tersebut, ia menyoroti “kekejaman” Israel yang sedang berlangsung di wilayah Palestina yang diduduki, khususnya Gaza.

Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, “dengan kebijakan ekspansionis dan gegabahnya,” menimbulkan ancaman bagi keamanan regional, imbuhnya.

“Sampai perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan terwujud di Palestina, upaya kerja sama dengan Israel dalam NATO tidak akan disetujui oleh Turki,” tegas Erdogan.

Ia mendesak anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab untuk mendukung solusi dua negara antara Israel dan Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967.

“Terlepas dari semua tekanan dan upaya intimidasi, kami senang bahwa jumlah negara yang mengakui Palestina meningkat,” kata Erdogan, mendesak negara-negara lain untuk mengajukan pengaduan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).

Turki siap mengambil inisiatif apa pun, termasuk penjaminan, untuk gencatan senjata dan terciptanya perdamaian permanen di Gaza, imbuhnya.

“Saya menyerukan kepada semua sekutu kita untuk meningkatkan tekanan mereka pada pemerintahan Netanyahu untuk memastikan gencatan senjata dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa gangguan kepada rakyat Gaza, yang telah kelaparan selama sembilan bulan,” kata Erdogan.

Baca juga: Rusia Ingatkan Rencana Rudal AS di Jerman Dapat Picu Konfrontasi ala Perang Dingin

Israel telah menyerang Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Kampanye militer Israel telah mengakibatkan lebih dari 38.000 kematian warga Palestina dan kerusakan yang meluas, membuat sebagian besar warga sipil kehilangan tempat tinggal dan berisiko kelaparan.

Israel dituduh melakukan genosida di Gaza, dan kasusnya masih berlangsung di ICJ di Den Haag.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *