Ankara, Purna Warta – Turki pada hari Rabu mengecam serangan Israel terhadap Flotila Global Sumud yang menuju Gaza, menyebutnya sebagai “aksi teroris” yang membahayakan warga sipil yang berupaya mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Baca juga: Para Pemimpin Amerika Selatan Kecam ‘Pembajakan’ Israel terhadap Armada Bantuan Gaza
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan serangan itu merupakan bukti lebih lanjut dari “kebijakan genosida dan militeristik” Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengecam Israel karena tidak hanya menargetkan warga Palestina tetapi juga semua orang yang menentang blokade dan penindasannya.
“Serangan ini, yang menyasar warga sipil yang bertindak damai tanpa menggunakan kekerasan, merupakan bukti bahwa kebijakan fasis dan militeris yang diterapkan oleh pemerintahan genosida Netanyahu, yang telah menjerumuskan Gaza ke dalam kelaparan, tidak terbatas pada warga Palestina, tetapi juga menyasar semua orang yang berjuang melawan penindasan yang diberlakukan oleh Israel,” kata kementerian tersebut.
Kementerian menambahkan bahwa mereka telah berkoordinasi dengan pemerintah lain yang warganya berada di dalam armada tersebut dan berjanji bahwa “semua langkah yang diperlukan sedang diambil untuk memastikan pembebasan segera warga negara kami, penumpang lain yang ditahan oleh pasukan Israel.”
Turki mengatakan tindakan hukum akan diambil untuk meminta pertanggungjawaban para pejabat Israel dan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional untuk segera mencabut “blokade ilegal di Gaza” dan menjaga kebebasan navigasi.
Wakil Presiden Turki Cevdet Yilmaz mengecam serangan itu sebagai “melanggar hukum dan biadab,” dengan mengatakan bahwa serangan itu “tidak dapat diterima” dan merupakan serangan “terhadap hati nurani kolektif umat manusia.”
Baca juga: Protes Melanda Eropa Setelah Serangan Israel terhadap Armada Bantuan Gaza
Ketua Parlemen Numan Kurtulmus mengutuk apa yang disebutnya “pelanggaran nyata hukum internasional dan kejahatan,” sementara Direktur Komunikasi Kepresidenan Burhanettin Duran memperingatkan bahwa tindakan kriminal Israel akan dikenang sebagai “noda gelap dalam sejarah.”
Komite Internasional untuk Mematahkan Pengepungan di Gaza mengatakan pasukan Israel menabrak salah satu kapal armada, mengerahkan meriam air, dan “secara brutal menganiaya tahanan damai dari 50 negara di seluruh dunia.”
Para penyelenggara menuntut intervensi internasional yang mendesak, memperingatkan bahwa “pemerintah harus bertindak, karena masyarakat di berbagai ibu kota dunia sedang marah.”
Armada tersebut, yang membawa bantuan kemanusiaan dan pasokan medis, berangkat pada akhir Agustus dan diperkirakan akan mencapai Gaza pada Kamis pagi sebelum pasukan Israel mencegatnya.


