Ankara, Purnawarta – Turki menyeru Amerika Serikat untuk mengangkat sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran serta Venezuela jika ingin harga minyak dan gas stabil. Seruan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Jumat (21/10) kemarin.
“Seluruh dunia membutuhkan minyak dan gas dari Venezuela. Di sisi lain, dunia minyak dari Iran selalu diembargo,” ujarnya. “Angkat sanksi-sanksi ini. Jika kalian ingin harga-harga turun. Angkat embargo terhadap negar-negara yang dapat menawarkan produk-produk mereka ke pasar internasional,” tambahnya.
Keadaan ini diperparah dengan sanksi AS dan Eropa terhadap Rusia. AS dan Eropa juga mempersenjatai Ukraina untuk melawan Ukraina. Hal ini membuat Rusia memutus suplai minyak dan gas ke Eropa. Keputusan Rusia ini membuat krisis migas menjadi masalah serius yang menggandrungi elit politik Eropa.
Krisis migas mulai dirasakan penduduk Eropa menjelang masuknya musim dingin. Angka inflansi di sejumlah negara besar di Eropa menembus 10 persen. Di Prancis, krisis migas memaksa pemerintah untuk menerapkan pembatasan pembelian bensin. Dalam peraturan ini, kendaraan pribadi tidak diperbolehkan mengisi bensin apabila tangki bahan bakar belum di bawah 50 persen.
Di Inggris, pemerintah akan menerapkan pemadaman berkala. Di Jerman, tercatat 24 ribu orang membanjiri jalanan Berlin, Duesseldorf, Hannover, Stuttgart, Dresden dan Frankurt. Mereka berdemonstrasi memprotes tingginya angka inflasi dan mendesak pemerintah untuk beralih ke energi nuklir serta memberikan subsidi lebih untuk masyarakat miskin.