London, Purna Warta – Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss bersiap untuk memimpin negara itu saat dia menghadapi berbagai tantangan politik dan ekonomi.
Truss telah merencanakan untuk melakukan perjalanan ke New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB setelah berkabung nasional atas kematian Ratu Elizabeth II berakhir pada hari Senin.
Baca Juga : Tentara Pendudukan Amerika Memasukkan Peralatan Militer Baru ke Suriah
Transisi kembali ke politik normal akan tiba-tiba dan menantang bagi seorang perdana menteri yang baru menjabat selama dua hari sebelum kematian Ratu.
Pada Sabtu malam, organisasi bisnis Inggris terkemuka memperbarui tekanan pada menteri untuk “kejelasan mutlak” tentang bantuan apa yang akan ditawarkan pemerintah dengan tagihan energi mereka dan peringatan konsekuensi yang mengerikan.
Jacob Rees-Mogg, sekretaris bisnis baru Truss, akan membuat pengumuman tentang dukungan bisnis pada hari Rabu, diikuti oleh anggaran mini oleh rektor baru, Kwasi Kwarteng, pada hari Jumat.
Kwarteng akan mengumumkan pemotongan pajak sebesar £30 miliar dalam upaya untuk mengurangi tekanan dari krisis biaya hidup dan mendorong pertumbuhan ekonomi, menurut laporan.
Direktur Jenderal Kamar Dagang Inggris, Shevaun Haviland mengatakan pengumuman Truss sebelumnya bahwa bisnis akan mendapat manfaat dari pembatasan tagihan yang serupa dengan pengguna domestik selama enam bulan.
Baca Juga : Serangan Roket ke Pangkalan AS di Suriah
“Saya memiliki beberapa bisnis yang mengatakan kepada saya bahwa ini lebih buruk daripada Covid-19. Naiknya bahan baku, melonjaknya biaya termasuk tenaga kerja, inflasi sebesar 10% dan sekarang harga energi. Mereka tidak tahu ke mana harus berpaling. Pada bulan Mei, 23% dari bisnis kami mengatakan mereka harus mengurangi produksi atau menghentikan perdagangan.”
Dia mengatakan banyak bisnis telah melihat biaya energi mereka meroket hingga 300% atau lebih dibandingkan dengan tahun lalu, dan menambah daftar masalah yang menyebabkan banyak orang mempertanyakan masa depan mereka.
Anggota parlemen Tory sudah khawatir bahwa acara hari Jumat, yang juga diharapkan mencakup penghapusan batas bonus bankir, akan memberikan “tujuan terbuka untuk Buruh” di minggu-minggu pertama jabatan perdana Truss.
Di sisi lain, pemimpin Partai Buruh Keir Stammer bertekad untuk menyoroti kesenjangan antara apa yang dilihatnya sebagai pemotongan pajak Konservatif untuk orang kaya dan kebijakannya membayar untuk mengakhiri batas harga energi bagi yang membutuhkan melalui pajak atas keuntungan berlebih dari perusahaan energi.
Baca Juga : Pertahanan Suriah Hancurkan Sebagian Besar Rudal Israel dalam Serangan di Damaskus
Para ekonom percaya tantangan utama bagi Truss adalah pencegahan pasar uang internasional dari kehilangan kepercayaan karena ekonomi Inggris yang sedang berjuang memasuki periode terburuk sejak 1970-an, ketika guncangan harga minyak memaksa Departemen Keuangan menyerahkan pada Dana Moneter Internasional.
Biaya pinjaman pemerintah Inggris telah meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, di tengah aksi jual yang lebih luas dalam utang negara. Imbal hasil, atau tingkat bunga, obligasi 10-tahun adalah yang tertinggi sejak akhir 2013, hampir 3%, dan naik paling tinggi sejak 1986 pada Agustus.
Pound jatuh mendekati level terendah 37 tahun pada hari Senin, karena penutupan pipa gas Nord Stream 1 Rusia menambah tekanan pada ekonomi Inggris dan Eropa, dan meningkatkan spekulasi apakah ekonomi Inggris dalam periode Truss ini sudah dalam resesi.
Nilai tukar sterling turun menjadi $1,14 terhadap dolar AS, level terendah sejak Maret 2020. Mata uang ini juga mencapai level terendah 17-bulan terhadap euro, dengan €1 senilai 0,87 pound.
Baca Juga : Peringatan Pejabat Rusia tentang Tindakan Provokatif Teroris di Suriah
Prakiraan ekonomi sekarang menunjukkan akan berkontraksi pada paruh kedua tahun ini dan sepanjang tahun depan, meskipun tingkat penurunan tidak jelas setelah injeksi £ 150 miliar ke dalam perekonomian melalui batas harga energi pemerintah baru £ 2.500.