Kiev, Purna Warta – Para pemimpin NATO telah setuju untuk mengizinkan Ukraina bergabung dan menjadi anggota dengan aliansi militer di saat anggota yang lain setuju dan persyaratan telah terpenuhi.
Keputusan itu datang setelah Presiden Volodymyr Zelensky mengkritik penundaan tersebut yang menurutnya adalah hal yang konyol karena tidak ada kejelasan tentang persyaratan keanggotaan NATO Ukraina ke depannya nanti.
Baca Juga : [FOTO] – Rusia Rekrut Hooligan Sepak Bola untuk Gempur Ukraina
Para anggota NATO berkerumun di ibu kota Lithuania, Vilnius, sementara pasukan Ukraina bertempur dengan pasukan Rusia dalam serangan balasan melawan pasukan Moskow tersebut.
Para pemimpin NATO mengatakan dalam deklarasinya, “Masa depan Ukraina ada di NATO”. Tetapi mereka tidak menawarkan batas waktu untuk proses tersebut.
“Kami tetap berada dalam posisi untuk menyampaikan undangan ke Ukraina untuk bergabung dengan aliansi ketika sekutu setuju dan persyaratan dipenuhi,” kata deklarasi itu, tanpa menyebutkan persyaratan yang harus dipenuhi Ukraina.
NATO memang menjatuhkan persyaratan bagi Ukraina untuk memenuhi apa yang disebut Rencana Aksi Keanggotaan (MAP), yang secara efektif menghilangkan hambatan dalam perjalanan Kiev ke dalam aliansi.
Baca Juga : Rasis dan Brutal Hadapi Demonstran, Prancis Hadapi Kritikan Keras PBB
Bahkan sebelum pengumuman deklarasi, Zelenskiy telah lebih dulu mengecam para pemimpin NATO.
“Tidak masuk akal dan belum pernah terjadi sebelumnya ketika kerangka waktu tidak ditetapkan, baik untuk sekedar undangan maupun keanggotaan Ukraina,” kata Zelenskiy sebelum tiba di Vilnius sebagai tamu istimewa.
Berbicara pada rapat umum di Vilnius pada hari Selasa, Zelenskiy menyuarakan kekecewaannya karena Ukraina tidak diundang untuk bergabung dengan NATO.
“NATO akan membuat Ukraina lebih aman, Ukraina akan membuat NATO lebih kuat,” katanya kepada ribuan orang yang mengibarkan bendera Ukraina.
“Saya bepergian ke sini hari ini dengan keyakinan pada sebuah keputusan, dengan keyakinan pada mitra, dengan keyakinan pada NATO yang kuat…”
Baca Juga : Al-Qaeda Tembak Jatuh Drone Emirat di Abyan
“Saya berharap keyakinan ini menjadi kepastian – kepastian dalam keputusan yang pantas kita semua dapatkan dan yang diharapkan setiap prajurit kita, setiap warga negara kita, setiap ibu kita, setiap anak kita. Dan apakah ini keinginan yang terlalu besar?” Dia bertanya.
Ancaman Langsung Rusia
Sikap NATO tersebut tak lain disebabkan atas terbaginya 31 anggota berselisih untukmemberikan tanggal atau undangan langsung bagi Ukraina untuk bergabung.
Kiev telah mendesak untuk masuk dengan cepat, agar terikat dengan jaminan keamanan, bahkan keinginan Ukraina sudah ada sebelum Rusia melancarkan invasi pada Februari 2022.
Anggota NATO di Eropa timur juga sepakat dengan seruan Kiev, dengan alasan bahwa membawa Ukraina di bawah payung keamanan NATO adalah cara terbaik untuk mencegah Rusia menyerang lagi.
Baca Juga : Jenderal Tertinggi: Iran Akan Intensifkan Serangan Terhadap Kelompok Teroris Irak
Di sisi lain, negara-negara seperti Amerika Serikat dan Jerman lebih berhati-hati, dan waspada terhadap setiap langkah yang dapat menarik NATO jatuh ke dalam konflik langsung dengan Rusia.
Deklarasi NATO mengatakan: “Kami menegaskan kembali solidaritas kami yang tak tergoyahkan dengan pemerintah dan rakyat Ukraina dalam pertahanan heroik bangsa mereka, tanah mereka, dan nilai-nilai bersama kami.”
Dalam bahasa yang keras terhadap Moskow, dikatakan: “Federasi Rusia adalah ancaman paling signifikan dan langsung terhadap keamanan Sekutu dan perdamaian serta stabilitas di kawasan Euro-Atlantik.”
Ditanya tentang kritik Zelenskiy, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada konferensi pers, “Tidak pernah ada pesan yang lebih kuat dari NATO kapan pun, baik dalam hal pesan politik untuk keanggotaan ataupun dukungan konkret dari sekutu NATO. .”
Dia mengatakan diterimanya negara ke NATO tidak bertumpu dengan garis waktu. “Mereka semuanya bertumpu pada kondisi, dan akan selalu begitu,” katanya.
Baca Juga : Menlu Iran: Penundaan Mengutuk Penodaan Al-Qur’an Tunjukkan ‘Standar Ganda’
Rudal Jarak Jauh
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Paris akan mulai memasok rudal jelajah jarak jauh, menyusul pengumuman serupa oleh Inggris.
Hal ini akan memungkinkan pasukan Ukraina untuk menyerang pasukan dan pasokan Rusia jauh di belakang garis depan.
Jerman mengumumkan bantuan baru senilai 700 juta euro, termasuk dua peluncur rudal pertahanan udara Patriot, dan lebih banyak tank serta kendaraan tempur.
KTT NATO itu juga didukung oleh prospek Swedia bergabung dengan NATO sebagai anggota terbarunya setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Senin tiba-tiba membatalkan keberatannya terhadap langkah tersebut, sembari mendorong untuk menghidupkan kembali pembicaraan bagi Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Baca Juga : Ayatullah Khamenei: Iran di Tengah Pertarungan Global Lawan Kekuatan Arogan
Moskow, yang mengutip ekspansi timur NATO sebagai faktor dalam keputusannya untuk menginvasi Ukraina, mengkritik KTT NATO dua hari yang berakhir pada Rabu dan memperingatkan Eropa akan menjadi yang pertama menghadapi “konsekuensi bencana” jika perang meningkat.
“Masalah ini (yaitu, bergabungnya Ukraina dengan NATO) sangat berpotensi bahaya bagi keamanan Eropa… dan oleh karena itu mereka yang akan membuat keputusan harus menyadari hal ini,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
“Para pemimpin Eropa tampaknya tidak memahami bahwa memindahkan infrastruktur militer NATO ke perbatasan Rusia adalah sebuah kesalahan,” katanya.
Pada rapat umum di Vilnius, Presiden Lituania Gitanas Nauseda menyerahkan kepada Zelenskiy bendera Ukraina berlubang peluru yang telah dikibarkan di atas tank Ukraina selama pertempuran di Bakhmut.
Baca Juga : Ekonomi Stagnan, Popularitas Biden Turun Menjadi 40%
“Ukraina memberi kami waktu dengan darah mereka, sehingga kami dapat mempersiapkan dan memberikan tanggapan yang kuat kepada Rusia,” kata Nauseda kepada orang banyak.