Riga, Purna Warta – Militer NATO tidak siap untuk mengambil bagian dalam permusuhan di Ukraina, dan aliansi tersebut tetap berpegang pada strategi mendukung Kiev, ungkap Menteri Luar Negeri Latvia Baiba Braze.
“Saat ini, NATO belum siap untuk memasuki perang, karena konsep yang jelas adalah bahwa pembelaan diri Ukraina didukung, semua orang menyediakan apa yang diperlukan, tetapi tidak seorang pun ingin menjadi bagian dari perang, berperang,” kata diplomat tertinggi Latvia kepada The Kiev Independent dalam sebuah wawancara, TASS melaporkan.
Menurutnya, menempatkan pasukan Eropa di Ukraina akan menyebabkan eskalasi bagi UE yang selama ini menghindarinya.
Pada bulan Desember, Reuters melaporkan bahwa negara-negara Eropa sedang mendiskusikan pengiriman hingga 100.000 tentara ke Ukraina jika terjadi gencatan senjata atau perdamaian. Sumber-sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Kiev telah merundingkan hal ini dengan negara-negara Nordik dan Baltik.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali menekankan bahwa pasokan senjata tambahan ke Kiev tidak akan mengubah arah operasi militer khusus tetapi hanya akan memperpanjang konflik. Selain itu, pemimpin Rusia tersebut mencatat bahwa penggunaan senjata jarak jauh Barat untuk serangan di dalam Rusia menandakan keterlibatan langsung NATO dalam konflik Ukraina.