Stockholm, Purna Warta – Kementerian Luar Negeri Swedia mengumumkan pada hari Senin (29/5) bahwa menteri luar negeri Swedia dan Turki akan segera bertemu untuk negosiasi dan membahas permintaan Stockholm untuk bergabung dengan NATO.
Swedia dan Finlandia melamar keanggotaan NATO setelah dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada 24 Februari 2022. Namun, walaupun Finlandia bergabung dengan aliansi militer Barat pada bulan April, permintaan Swedia terhenti karena keberatan dari Turki dan Hongaria.
Baca Juga : Rusia Lumpuhkan Pangkalan Militer Dalam Rentetan Rudal ke Ukraina
Pemilihan presiden Turki, yang akhirnya dimenangkan oleh Recep Tayyip Erdogan di putaran kedua pada hari Minggu, telah memperumit proses ini.
Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billström awalnya mengatakan kepada televisi SVT pada hari Senin bahwa dia akan bertemu dengan rekannya dari Turki Mevlut Cavusoglu pada pertemuan menteri luar negeri NATO di Oslo pada hari Kamis.
Tetapi juru bicara Billström melanjutkan: “Kami telah diberitahu bahwa Menteri Luar Negeri Turki tidak akan datang ke pertemuan ini, jadi pertemuan tidak akan diadakan di sana.”
Perselisihan antara Türkiye dan Swedia memiliki sejarah panjang.
Swedia telah mengkritik catatan hak asasi manusia Turki di masa lalu dan mempertanyakan kepatuhan Ankara terhadap standar demokrasi.
Turki, di sisi lain, mengatakan bahwa Swedia menampung anggota kelompok milisi yang dianggapnya teroris dan belum mematuhi kesepakatan yang dicapai pada bulan Juni tahun lalu di Madrid untuk mengurangi masalah keamanan Ankara.
Baca Juga : Iran: Perbatasan dengan Afghanistan Aman Setelah Serangan Mematikan Taliban
Negosiasi antara Swedia dan Turki mengenai aksesi Stockholm ke NATO dihentikan selama pemilu Ankara.
“Saya berharap dapat mempercepat proses ini,” lanjut Billstrom. “Sekarang kita tahu apa hasil (pemilihan Turki) itu.”
Dia mencatat bahwa pemerintah berharap Swedia dapat menjadi negara anggota NATO ke-32 sebelum KTT NATO pada 11-12 Juli di Vilnius, ibu kota Lithuania.