Berlin, Purna Warta – Ursula von der Leyen, Ketua Komisi Uni Eropa, hari Senin (19/7), menjelaskan korban spionase dari aktivis, jurnalis dan sosok pemerintahan melalui perangkat buatan Israel.
Sebuah laporan hasil penyelidikan 17 perusahaan media menyebutkan pada hari minggu bahwa perangkat spionase salah satu perusahaan Zionis digunakan untuk menghack 37 telepon genggam jurnalis, petinggi pemerintahan dan aktivis HAM di seluruh dunia.
The Washington Post, salah satu media yang ikut penyelidikan tersebut, melaporkan bahwa perangkat spionase Pegasus, yang memiliki izin operasi di bawah NSO Group yang bercokol di Israel, telah meng-hack handphone dua wanita dekat dengan Jamal Khashoggi, baik sebelum dan setelah pembunuhan jurnalis kondang tersebut di tangan Saudi.
Baca Juga : Di Tengah Isu Perang Minyak, Bin Zayed Temui Bin Salman di Riyadh
Warta ini bukan hanya dilansir oleh The Washington Post, akan tetapi The Guardian dan Le Monde juga. Bahkan The Guardian melansir laporan secara mendetail akan penggunaan perangkat Pegasus.
Ada 180 nomer telpon, menurut laporan The Guardian, yang terhack dan itu milik jurnalis, editor dan eksekutif media Financial Times, CNN, New York Times, The Economist, Associated Press dan Reuters.
Terkait hal ini, perusahaan WhatsApp telah menyusun lembaran pengaduan terhadap perusahaan NSO Group, karena ditemukan detail baru akan perangkat anak buahnya yang dihack oleh perusahaan Israel ini.
Dalam laporannya, WhatsApp menambahkan bahwa perangkat sekitar 1400 pengguna aplikasi ini yang terhack. Petinggi negara, jurnalis dan aktivis HAM menjadi sasaran hack perusahaan asal Israel ini.
Perusahaan WhatsApp yakin bahwa NSO Group telah menjamah server WA secara ilegal. Salah satu pengaduan yang disusun para enginer WhatsApp ke pengadilan adalah hack NSO ke server WhatsApp di pusat Los Angles.
Baca Juga : Media Zionis: Ahli Siber Israel Kerap Keluar Masuk Saudi
Dikutip dari Times Now News, 19/7, Ursula Von der Leyen menjelaskan kepada awak media di sela kunjungannya ke Praha, Ceko, “Masalah ini harus ditegaskan. Jika memang demikian, hal ini tidak bisa diterima.”
“Kebebasan media adalah salah satu pilar nilai Uni Eropa,” tambahnya dengan mengecam segala aksi serangan cyber ke telpon genggam jurnalis dan aktivis.