Wellington, Purna Warta – Pemerintah Selandia Baru di Wellington mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (15/8) bahwa dua tim infantri akan melatih 800 tentara Ukraina dengan keterampilan inti agar efektif dalam pertempuran, termasuk penanganan senjata, pertolongan pertama pertempuran, hukum operasional dan keterampilan lainnya.
Baca Juga : Rudal Hizbullah Dapat Mencapai Target di Seluruh Wilayah Pendudukan
Dalam pengumuman penempatan selama konferensi pers, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina dan menyebutnya “salah dan tidak dapat ditoleransi”.
“Kecaman kami akan terus meluas melampaui kata-kata dan termasuk dukungan kritis,” kata Ardern, sembari menekankan bahwa pasukannya belum dan tidak akan terlibat dalam pertempuran langsung di Ukraina.
Perkembangan itu terjadi setelah pengerahan 30 personel pertahanan Selandia Baru untuk melatih tentara militer Ukraina dalam mengoperasikan artileri.
Pemerintah Barat telah mendukung Ukraina dengan mengirimkan senjata mematikan atau melatih tentara, yang dikutuk Rusia dan menyerukan kepada negara-negara yang melakukan intervensi untuk tidak mengobarkan api perang.
Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk dan pengakuan Moskow atas wilayah Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri.
Baca Juga : Perundingan Sedang Berlangsung untuk Capai Gencatan Senjata yang Lebih Luas
Pada saat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa salah satu tujuan dari apa yang disebutnya “operasi militer khusus” adalah untuk “mende-Nazifikasi” Ukraina.
Operasi tersebut telah melihat gelombang sanksi yang dikenakan pada Rusia oleh kekuatan Barat, termasuk AS dan Inggris.