Moskow, Purna Warta – Ini terjadi setelah sebuah penjara yang menahan tahanan perang Ukraina (POW) di kota Olenivka yang dikuasai Rusia dibombardir pada hari Jumat (29/7). Serangan itu dilaporkan menewaskan puluhan tahanan yang ditangkap setelah jatuhnya Mariupol pada Mei.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya bertindak demi kepentingan untuk melakukan penyelidikan objektif terhadap apa yang disebutnya sebagai serangan terhadap penjara dan telah mengundang para ahli dari PBB dan Palang Merah (ICRC) untuk menyelidiki insiden tersebut.
Baca Juga : Warga Tehran Masuki Muharram dengan Peringati Asyura
Pada hari Sabtu, pejabat hak asasi manusia Ukraina Dmytro Lubinets mengatakan di televisi nasional bahwa dia telah meminta Komite Internasional Palang Merah dan misi pemantauan hak asasi manusia PBB untuk pergi ke Olenivka.
Pejabat dari Rusia dan otoritas separatis di Donetsk menuduh Kiev menyerang penjara dengan roket, yang menewaskan 53 orang dan melukai 75 orang.
Angkatan bersenjata Ukraina membantah bertanggung jawab, menuduh pasukan Rusia sengaja menembaki penjara untuk menuduh Ukraina melakukan kejahatan perang dan juga untuk menutupi penyiksaan dan eksekusi mereka yang ditahan di sana.
“Semua tanggung jawab politik, hukum dan moral atas pembantaian berdarah Ukraina ini terletak pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara pribadi, rezim kriminalnya dan Washington, yang mendukung mereka,” kata kementerian pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.
Zelensky menyalahkan Rusia. “Ini adalah kejahatan perang Rusia yang disengaja, pembunuhan massal yang disengaja terhadap tawanan perang Ukraina,” katanya.
Baca Juga : Pangeran Charles Inggris Menerima £1 Juta Dari Keluarga Bin Laden
Zelensky meminta warga sipil untuk meninggalkan Donetsk
Presiden Zelensky pada hari Sabtu mendesak warga sipil untuk mengevakuasi wilayah Donetsk, dalam apa yang disebutnya “keputusan pemerintah.”
“Sudah ada keputusan pemerintah tentang evakuasi wajib dari wilayah Donetsk,” katanya dalam pidato hariannya. “Tolong, ikuti evakuasi.”
Dia memperingatkan bahwa ribuan orang, termasuk anak-anak, masih berada di zona pertempuran di wilayah Donbas yang lebih besar, yang berisi Donetsk serta wilayah tetangga Luhansk.
“Semakin banyak orang meninggalkan wilayah Donetsk sekarang, semakin sedikit orang yang akan dibunuh oleh tentara Rusia,” katanya, seraya menambahkan bahwa penduduk yang pergi akan diberikan kompensasi.
Baca Juga : Arab Saudi Menahan 78 Pejabat Dalam Kasus Korupsi Baru Di Tengah Perebutan Kekuasaan Kerajaan