Rusia Tolak Klaim Pelosi Berperan dalam Protes Pro-Palestina AS

Moskow, Purna Warta.- Rusia pada hari Jumat menolak klaim mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi bahwa Moskow mendorong protes pro-Palestina di seluruh Amerika Serikat, dan menyebut pernyataannya sebagai penghinaan terhadap pemilih Amerika.

Pejabat senior Partai Demokrat telah mengaitkan protes tersebut dengan dugaan pengaruh asing dalam beberapa kesempatan, termasuk di lembaga penyiaran publik Irlandia baru-baru ini, Raidio Teilifis Eireann (RTE).

Menurut RT, dia juga mengkritik julukan ‘Genosida Joe’ untuk Presiden Joe Biden atas kegagalannya menekan Israel agar lebih menahan diri dalam kampanye militernya di Gaza.

Pelosi mengakui protes tersebut dapat berdampak pada dukungan Biden menjelang pemilihan presiden tahun 2024, dan menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin menginginkan Donald Trump menang.

“Putin berkepentingan – siapa namanya? – untuk menang. Oleh karena itu, saya melihat adanya dorongan dari pihak Rusia terhadap apa yang sedang terjadi,” katanya mengenai protes tersebut.

“Aktivis pro-Palestina memang tulus, tapi beberapa di antaranya bernuansa Rusia.” Tambahnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pernyataan Pelosi “hanya dapat dianggap sebagai penghinaan terhadap Amerika dan mengabaikan demokrasi.”

Pada bulan Januari, Pelosi menyerukan penyelidikan FBI terhadap pendanaan kelompok pro-Palestina, mengklaim tuntutan gencatan senjata di Gaza adalah “pesan Putin.”

Dia juga mengatakan kepada pengunjuk rasa di luar rumahnya untuk “kembali ke Tiongkok” di mana “markas” mereka berada.

Tingkat dukungan terhadap Biden mendapat pukulan telak di kalangan pemilih Partai Demokrat karena sikapnya yang pro-Israel, meskipun Pelosi bersikeras bahwa Biden adalah “pendukung terbesar bantuan kemanusiaan untuk Palestina” meskipun ia pro-Israel.

“Kelompok-kelompok di luar yang melakukan protes menyalahkannya, padahal hanya dia yang melakukan advokasi pada tingkat tersebut,” tambahnya.

Minggu ini, pihak berwenang AS menindak demonstrasi pro-Palestina di universitas-universitas seperti Yale, Harvard, Texas dan USC, dan dilaporkan terjadi penangkapan massal.

PM Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik tindakan keras tersebut, mencap para aktivis sebagai “gerombolan anti-Semit” dan membandingkan mereka dengan simpatisan Nazi pada tahun 1930an.

Putin mengatakan dia akan lebih nyaman dengan Biden, yang “mudah ditebak” dan “kuno,” dibandingkan Trump sebagai presiden AS berikutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *