Moskow, Purna Warta – Rusia mengatakan pihaknya tidak mengambil bagian dalam operasi baru yang dipimpin AS yang bertujuan untuk berfokus pada tantangan keamanan di Laut Merah bagian selatan dan Teluk Aden.
Baca Juga : Amerika Pertimbangkan Serangan Udara terhadap Yaman
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan pembentukan “Operasi Penjaga Kemakmuran” yang beranggotakan sepuluh negara, yang melibatkan Amerika Serikat, Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.
Juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskiv mengatakan pada hari Selasa(19/12) bahwa Kremlin tidak mengambil bagian dalam operasi tersebut.
Austin mengatakan operasi tersebut diluncurkan sebagai respons terhadap meningkatnya serangan dari pelabuhan Yaman terhadap pelayaran komersial di Laut Merah. Yaman telah memperingatkan bahwa pihaknya akan mencegah lewatnya semua kapal di laut menuju Israel, sejak rezim tersebut melancarkan perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober.
Bab el-Mandeb adalah jalur air penting antara Yaman dan Afrika timur laut yang mengarah ke Laut Merah, hingga Terusan Suez dan pelabuhan Eilat di Israel. Lima perusahaan pelayaran besar kini telah menghentikan kapalnya menggunakan Laut Merah.
Menteri Pertahanan Yaman telah memperingatkan terhadap pembentukan satuan tugas maritim di Laut Merah untuk melindungi jalur kapal dagang yang menuju Israel, dan mengatakan bahwa setiap serangan di wilayah Yaman akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan.
Baca Juga : Hampir 66% Pekerjaan Hilang di Gaza Sejak Perang Israel-Hamas Pecah
Gerakan Ansarullah Yaman juga memperingatkan pembentukan koalisi, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut akan mengancam keamanan dan stabilitas di kawasan.