Moskow, Purna Warta – Moskow mengatakan kondisi untuk resolusi damai atas konflik antara Rusia dan Ukraina tidak ada “untuk saat ini”, sembari mengomentari proposal perdamaian oleh China sebagai solusi politik untuk mengakhiri konflik.
Pada hari Senin, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov berkata, “Kami menaruh banyak perhatian pada rencana teman-teman China kami. Untuk saat ini, kami tidak melihat kondisi apa pun yang diperlukan untuk membawa keseluruhan cerita ini menuju perdamaian.”
Baca Juga : Iran Kutuk Serangan Pemukim Israel Terhadap Warga Sipil Palestina di Tepi Barat
Pekan lalu, China mengeluarkan 12 poin dokumen untuk pembicaraan damai antara Kiev dan Moskow untuk mengakhiri konflik. Beijing, antara lain, menggarisbawahi kedaulatan teritorial semua negara di atas kertas. Menyusul perilisan makalah tersebut, Kementerian Luar Negeri Rusia berterima kasih kepada China atas upayanya tetapi mengatakan setiap penyelesaian konflik diperlukan untuk mengakui kendali Rusia atas empat wilayah Ukraina.
Pada September 2022, Rusia juga menganeksasi empat wilayah Ukraina Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia setelah pemungutan suara diadakan di sana karena jatuh di bawah kekuasaan Rusia. Ukraina dan sekutu Baratnya menganggap pemungutan suara itu palsu. Luhansk dan Donetsk membentuk Donbas, pusat industri Ukraina. Moskow menganggap wilayah tersebut sebagai wilayah Rusia, tetapi pasukan Rusia belum berhasil merebut wilayah tersebut di bawah kendali penuh mereka. Nyatanya, sebagian besar wilayah di wilayah yang dianeksasi Rusia masih berada di tangan Ukraina.
Secara terpisah, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan “Kiev perlu bekerja sama dengan Beijing, dengan alasan ada rasa hormat terhadap integritas teritorial kami, dan masalah keamanan dalam perspektif China.”
Pemimpin Ukraina mengatakan dia yakin bahwa hanya negara yang wilayahnya diserang yang dapat memulai “inisiatif perdamaian apa pun.”
Baca Juga : Presiden Rashid: Irak Bersedia Menjadi Mediasi Antara Iran – Arab Saudi
Di tempat lain dalam sambutannya pada hari Senin (27/2), Peskov mencela langkah tidak masuk akal Uni Eropa dalam mengadopsi paket sanksi terbaru terhadap Rusia atas konflik tersebut.
“Semua ini, tentu saja, tidak masuk akal,” kata Peskov kepada wartawan tentang sanksi baru yang menargetkan 121 individu dan entitas Rusia, termasuk tiga bank Rusia lainnya, dan mengejek negara-negara Barat atas perjuangan mereka menemukan lebih banyak orang dan entitas untuk dikenakan sanksi.