Moskow, Purna Warta – Financial Times melaporkan bahwa Pengumuman Senin (5/9) mengenai penghentian pasokan gas Eropa dibuat oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov yang menyalahkan sanksi Uni Eropa, Inggris dan Kanada yang menyebabkan terhentinya Rusia untuk mengirimkan gas melalui pipa utama, yang mengirimkan gas ke Jerman dari St. Petersburg melalui laut Baltik.
“Masalah pemompaan gas muncul karena sanksi yang diberlakukan negara-negara Barat terhadap negara kami dan kepada beberapa perusahaan,” kata Peskov, menurut kantor berita Interfax. Pihaknya menambahkan, “Tidak ada alasan lain yang dapat menyebabkan masalah pemompaan ini.”
Baca Juga : Pekerja Google dan Amazon Adakan Protes Menentang Kesepakatan $1,2 Miliar Dengan Israel
“Sanksi yang mencegah unit-unit itu untuk diservis, yang mencegah mereka untuk dipindahkan tanpa jaminan hukum yang sesuai… sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat inilah yang telah membawa situasi seperti yang kita lihat sekarang,” tambah Peskov.
Kremlin mencatat bahwa Moskow menolak upaya Barat untuk menempatkan tanggung jawab dan menyalahkan pada Rusia.
“Ini adalah Barat kolektif dalam hal ini Uni Eropa, Kanada dan Inggris, yang harus disalahkan atas situasi yang mencapai titik penghentian ini,” kata Peskov.
Sejak Moskow memulai “operasi militer khusus” di Ukraina pada 24 Februari, Amerika Serikat, Kanada dan sekutu Eropa telah memberlakukan gelombang sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia, meskipun Kremlin berulang kali memperingatkan bahwa tindakan tersebut hanya akan memperpanjang perang.
Sementara itu, Moskow mulai secara signifikan mengurangi pengiriman gasnya ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1 dan mendorong Uni Eropa untuk berusaha meningkatkan impor gas dari tempat lain di tengah krisis energi yang memburuk di benua itu.
Pernyataan Peskov muncul setelah Gazprom-monopoli gas yang dikelola negara Rusia, mengatakan pada hari Jumat (2/9) bahwa mereka akan menghentikan pasokan gas melalui Nord Stream 1 karena kesalahan teknis, yang disalahkan pada kesulitan memperbaiki turbin buatan Jerman di Kanada.
Baca Juga : Tentara Jerman Tiba di Lithuania Bantu Sayap Timur NATO
Perusahaan menambahkan bahwa pipa masih membutuhkan perbaikan setelah kebocoran minyak ditemukan di turbin.
Komentar juru bicara Kremlin meminta bahwa blok Eropa itu harus membatalkan sanksinya dengan imbalan pihak Rusia akan melanjutkan pengiriman gas ke benua itu.
Gazprom, raksasa gas Rusia, menghentikan aliran gas alam ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1 pada hari Rabu. Dua hari kemudian, dikatakan bahwa mereka akan menghentikan pasokan gas melalui pipa utama karena kesalahan teknis, yang dipersalahkan pada kesulitan memperbaiki turbin buatan Jerman di Kanada.
Uni Eropa telah menghapus beberapa sanksi terhadap Moskow secara eksplisit untuk memungkinkan turbin diperbaiki. Para pemimpin Eropa juga mengatakan tidak ada yang bisa mencegah Gazprom menyediakan gas bagi benua itu dan menuduh Kremlin mempersenjatai ekspor energinya.
Rusia masih mengirim gas ke Eropa melalui pipa era Soviet melalui Ukraina yang tetap terbuka meskipun operasi militer sedang berlangsung, serta pipa South Stream melalui Turki.
Sementara Uni Eropa menuduh Rusia memotong pasokan sebagai pembalasan atas sanksi, Moskow bersikeras sanksi telah membuat pemeliharaan teknis pipa sangat sulit bagi perusahaan Rusia.
Baca Juga : Jenderal Iran: Kehadiran Israel di Kawasan Tidak Sah
Peskov tampaknya menekankan pada hari Senin bahwa Rusia tidak dapat melanjutkan pasokan secara penuh melalui Nord Stream 1 sampai Barat menghapus sanksi. Rusia menuduh negara-negara Barat sebagai penyebab kekacauan dengan menolak jaminan hukum Gazprom bahwa turbin yang dikirim untuk diperbaiki akan dikembalikan.
“Jelas kehidupan semakin buruk bagi warga, pengusaha, dan perusahaan di Eropa. Tentu saja, orang-orang biasa di negara-negara ini akan memiliki lebih banyak pertanyaan untuk para pemimpin mereka,” tambah Peskov.
Pada hari Minggu, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan paket bantuan € 65bn untuk melunakkan pukulan tagihan energi yang melonjak di negara Eropa, dimana mereka sedang mempersiapkan diri untuk musim dingin tanpa adanya gas Rusia.
Namun mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev dengan cepat menanggapi, dengan mengatakan Jerman “bertindak sebagai musuh Rusia” dengan mendukung sanksi terhadap Moskow dan memberikan senjata kepada Ukraina.
“Mereka telah mendeklarasikan perang hibrida melawan Rusia. Dan orang tua ini terkejut karena Jerman memiliki permasalahan dengan gas,” kata Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia.
Kremlin sebelumnya telah memperingatkan tentang operasi pipa di masa depan yang berisiko karena kurangnya suku cadang.
Baca Juga : Liz Truss Menjadi Perdana Menteri Inggris