Moskow, Purna Warta – Rusia sedang mempertimbangkan untuk menerima mata uang lokal atau Bitcoin sebagai pembayaran untuk ekspor minyak dan gas.
Pavel Zavalny, ketua Komite Duma Negara untuk Energi, mengatakan pada hari Kamis (24/3) bahwa ketika datang ke negara-negara sahabat seperti Turki dan China, Rusia bersedia untuk lebih fleksibel dengan opsi pembayaran.
Baca Juga : Diplomat China Kunjungi di India untuk Pertemuan Dadakan
“Kami telah lama mengusulkan ke China untuk beralih ke solusi mata uang nasional untuk rubel dan yuan. Dengan Türkiye, itu akan menjadi lira dan rubel,” katanya. “Kalian (China dan Turki) juga dapat menggunakan Bitcoin agar Rusia melakukan ekspor gas dan minyak.”
Dia menambahkan bahwa negara sahabat juga dapat membeli gas alam dengan emas.
Menyinggung keputusan Moskow untuk meminta agar negara-negara non-sahabat menggunakan rubel untuk membeli minyak dan gas Rusia, Pavel Zavalny mengatakan bahwa sekarang tidak memungkinkan untuk menjual gas alam dalam dolar atau euro karena sanksi.
Baca Juga : Kunjungan Dadakan ke Afghanistan, Menlu China Temui Para Pemimpin Taliban
Para pemimpin NATO pada hari Kamis melancarkan kebijakan demi mempermahal biaya militer Rusia dengan menambahkan pasokan senjata ke Kiev dan memperkuat sayap timur aliansi itu.
“Vladimir Putin telah melewati garis merah menuju barbarisme,” kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
“Semakin keras sanksi kami, semakin keras sanksi ekonomi kami di sekitar rezim Putin, dan semakin banyak yang bisa kami lakukan untuk membantu Ukraina. Saya pikir masalah ini semakin cepat bisa selesai,” katanya.
Baca Juga : Junta Myanmar Gunakan ‘Komando Khusus’ untuk Serang Warga Sipil
Serangan Rusia di Ukraina, yang dimulai 24 Februari, telah menarik kecaman internasional, dan menyebabkan sanksi keuangan di Moskow dan membuat eksodus perusahaan global dari Rusia.