Ribuan Warga di Roma, Desak Italia keluar dari NATO

Ribuan Warga di Roma, Desak Italia keluar dari NATO

Roma, Purna Warta Pada peringatan tahun pertama perang di Ukraina, ribuan warga Italia mengadakan aksi unjuk rasa di kota-kota besar, menuntut penghentian pengiriman senjata ke Kyiv dan mendesak agar Italia keluar dari keanggotaan NATO.

Ribuan orang turun ke jalan-jalan utama Roma pada Sabtu malam (25/2). Dengan menyalakan lilin dan membawa spanduk, demonstran mengumumkan penentangan mereka terhadap kebijakan NATO terhadap perang di Ukraina dan menolak kebijakan pengiriman senjata ke negara itu.

Baca Juga : Badan Migrasi PBB Laporkan 112 Migran Ilegal di Libya telah Dipulangkan

Ratusan orang Italia juga berkumpul di depan kantor gubernur Roma, sambil meneriakkan menentang kebijakan NATO, dan menekankan perlunya keluar Italia dari Uni Eropa dan NATO.

Seorang orator dalam aksi  ini mengumumkan bahwa dukungan menyeluruh dari Amerika Serikat dan NATO ke Ukraina telah menyebabkan harga tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya, inflasi dua digit, dan resesi yang stabil di benua itu, terutama di Italia.

Giuseppe Conte, pemimpin partai Gerakan Bintang Lima dan mantan perdana menteri Italia, yang hadir pada demonstrasi anti-perang dan anti-NATO, sambil menentang pengiriman senjata baru ke Ukraina, menyerukan diakhirinya perang dan dimulainya pembicaraan damai.

Conte mengatakan Barat seharusnya memulai pembicaraan damai sejak awal dan bukannya malah mengirimkan pengiriman militer pertama ke Ukraina. Mantan PM tersebut menyatakan bahwa sangat sulit untuk mengadakan pembicaraan damai saat ini, tetapi itu satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis di Ukraina.

“Iya untuk perdamaian segera dan tidak untuk perang” adalah diantara slogan utama para demonstran dalam aksi tersebut.

Dalam demonstrasi anti-NATO tersebut, ribuan warga Italia meneriakkan slogan-slogan seperti “Hentikan pengiriman senjata ke Ukraina”, “Italia harus keluar dari NATO”, dan “Pembicaraan perdamaian yang mendesak untuk mengakhiri perang di Ukraina.”

Anggota pendiri NATO, Italia, telah mendukung Ukraina sejak awal tahun perang, termasuk melakukan pengiriman senjata. Perdana Menteri sayap kanan baru Giorgia Meloni mengatakan itu tidak akan berubah, dan pemerintah diharapkan segera mengirim lebih banyak senjata.

Baca Juga : Mencari Pengganti Buhari, Nigeria Gelar Pemilihan Presiden

Tetapi hal tersebut ditentang sejumlah tokoh oposisi, termasuk mantan perdana menteri Giuseppe Conte yang mengatakan Italia harus meningkatkan negosiasi.

Giuseppe Conte, yang berpartisipasi dalam demonstrasi, memperingatkan keputusan pemerintah baru untuk mengirim kargo militer ke Ukraina dan mengatakan bahwa pemerintah tidak boleh mengirim senjata ke Ukraina lagi tanpa ratifikasi parlemen. Conte sebelumnya meminta untuk berhenti mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina dalam sebuah wawancara dengan Iran Press.

“Tujuan kita tidak boleh mengalahkan Rusia karena sangat berbahaya dan akan mengarah pada eskalasi ketegangan militer hingga perang dunia. Dan eskalasi ketegangan militer harus dihindari,” kata mantan Perdana Menteri Italia itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *